PONOOROGO - Pelaku dugaan pelecehan terhadap Nuzulul alias Ulul Jathil, salah seorang penari jathil, akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada korban, paguyuban Reog, dan masyarakat. Dengan suara terbata-bata, Djumono pelaku berusia 62 tahun menyatakan penyesalannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tidak senonoh tersebut.
Djumono datang bersama perangkat Desa Tugurejo dan pihak Polsek Sawoo ke markas Paguyuban Reog Mbah Pur Warog Gendeng, yang berlokasi di Jalan Puspowarno, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
Permintaan maaf Djumono disampaikan di hadapan keluarga korban, perwakilan berbagai paguyuban Reog se-Ponorogo, serta sejumlah awak media.
"Saya menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya. Saya mohon maaf kepada adik Ulul dan semua paguyuban Reog."
Baca Juga : Kasus Dugaan Pelecehan Jathil Berakhir Secara Kekeluargaan
Menanggapi kejadian tersebut, Mbah Pur sapaan akrab Ketua Paguyuban MPWG mengaku prihatin. Ia mengajak masyarakat untuk menjaga marwah seni adiluhung warisan leluhur, dengan cara menghargai serta menghormati para pelaku seni.
"Mari kita jaga bersama seni Reog, jangan rusak dengan perilaku tidak pantas. Hormati penari, hormati seni."
Sementara itu, Nuzulul, gadis 21 tahun yang akrab disapa Ulul Jathil, meskipun telah memaafkan tindakan yang melanggar norma dan hukum tersebut, mengaku masih mengalami trauma. Namun ia berusaha tetap semangat menari demi kecintaannya terhadap seni yang telah ia tekuni sejak usia dini.
Baca Juga : Pentas Reog Massal Meriahkan Tadarus Budaya di Pacitan
"Saya maafkan, tapi jujur saya masih trauma. Saya harap ini kejadian terakhir, dan masyarakat bisa lebih menghargai penari seperti saya." terangnya
Ulul berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak dan mengimbau masyarakat untuk lebih menghormati dan menjaga para seniman Reog, khususnya para penari jathil.
Editor : JTV Madiun