MAGETAN - Cuaca ekstrem kembali menjadi tantangan besar bagi petani sayur di Kabupaten Magetan. Selama beberapa pekan terakhir, curah hujan tinggi disertai perubahan suhu yang tidak menentu menyebabkan sejumlah komoditas pertanian mengalami penurunan produksi, terutama buncis.
Para petani mengaku hasil panen buncis kali ini merosot tajam dibanding musim sebelumnya. Tidak hanya produksinya yang menurun, harga jual di tingkat petani juga anjlok signifikan. Jika sebelumnya buncis masih dapat dijual di kisaran Rp10.000 per kilogram, kini harganya jatuh hingga Rp4.000 per kilogram. Kondisi ini membuat petani semakin tertekan karena harus menanggung kerugian ganda—panen menurun dan harga merosot.
Namun di tengah situasi yang sulit, petani masih memiliki sedikit penopang pendapatan dari komoditas lain. Harga bawang merah justru mengalami lonjakan, mencapai Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Kenaikan harga ini membantu menutup kerugian dari komoditas yang harganya anjlok, termasuk buncis.
Meski demikian, para petani tetap diliputi kekhawatiran. Ketidakpastian cuaca membuat tanaman muda lebih rentan terserang penyakit, sementara biaya perawatan di musim hujan ikut membengkak. Kondisi ini menjadi beban tambahan bagi petani, terutama mereka yang memiliki lahan terbatas.
Baca Juga : Panen Buncis Anjlok, Petani Tertolong Lonjakan Harga Bawang Merah
Para petani berharap cuaca segera membaik agar produksi kembali normal. Selain itu, mereka menginginkan adanya dukungan dan pendampingan teknis terkait cara merawat tanaman di musim hujan, sehingga panen tidak terus tergerus setiap kali terjadi cuaca ekstrem.
Hingga kini, petani di Magetan terus berupaya mempertahankan produksi di tengah ketidakpastian, sembari mengandalkan komoditas yang harganya masih stabil di pasar.
Editor : JTV Madiun




















