Masalah pada sistem reproduksi wanita sangat beragam, mulai dari kesulitan hamil, tumor, menstruasi tidak teratur, nyeri haid, dan sebagainya. Kali ini kita akan membahas salah satu masalah umum pada rahim, yaitu Myoma Uteri.
Perdebatan Seputar Myoma Uteri Terdapat dua pandangan yang kerap muncul dalam penanganan Myoma Uteri. Sebagian berpendapat bahwa pengangkatan myoma tidak menimbulkan masalah kesehatan serius seperti nyeri haid, gangguan menstruasi, dan sakit pinggang. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa pengangkatan myoma justru bisa menyebabkan kemandulan.
Beberapa Kasus Nyata:
- Bu Mia Afrida (32 tahun) mengalami haid yang panjang dan nyeri di perut bagian bawah. Setelah menjalani USG, ditemukan tumor di dalam kandungan yang didiagnosis sebagai Myoma Uteri.
- Bu Zainab (24 tahun) telah menikah selama lima tahun namun belum memiliki anak. Setelah mencoba berbagai pengobatan alternatif, akhirnya diketahui bahwa ia menderita Myoma Uteri.
- Bu Safariah (35 tahun) mengalami menstruasi yang tidak teratur, berkepanjangan, dan disertai keluarnya darah segar dalam jumlah banyak. Dokter menyarankan operasi.
- Bu Anggun (36 tahun) mengeluhkan perut kembung dan sering buang air kecil. Awalnya disangka maag, namun ternyata Myoma Uteri.
- Bu Ina (28 tahun) merasakan sakit setiap kali berhubungan intim. Setelah pemeriksaan, ditemukan tumor dalam kandungan dan diberikan terapi hormon.
- Bu Kiki Fadilah (35 tahun) mengalami rasa sakit hebat dan perdarahan saat berhubungan intim. Setelah pemeriksaan, ia didiagnosis Myoma Uteri.
Prevalensi Myoma Uteri di Indonesia
Prevalensi mioma uteri berkisar antara 2,39% hingga 11,79% dari seluruh pasien ginekologi. Ini menempati urutan kedua setelah kanker serviks, dengan 20 kasus per 1000 wanita dewasa. Globalnya, mioma uteri ditemukan pada 20-25% wanita.
Menurut penelitian:
- Sekitar 20% wanita usia reproduktif mengalami mioma.
- 40-50% wanita usia di atas 40 tahun memiliki mioma.
- Usia puncak kejadian adalah sekitar 40 tahun.
Faktor Risiko:
- Usia
- Faktor genetik
- Obesitas
- Pola makan
- Penggunaan kontrasepsi hormonal
- Kekurangan vitamin D
Apa Itu Myoma Uteri?
Myoma Uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot polos rahim dan jaringan ikat. Gejalanya beragam, mulai dari perdarahan menstruasi yang berlebihan, nyeri, hingga kesulitan hamil.
Gejala Umum:
- Sering buang air kecil
- Nyeri punggung bawah
- Tekanan di panggul
- Perut terasa kembung
- Perdarahan setelah hubungan intim
- Menstruasi berat dan lama
- Gangguan kesuburan
Tanda-Tanda Spesifik:
- Perdarahan menstruasi berlebihan
- Nyeri panggul
- Perut membesar
- Nyeri saat berhubungan intim
- Nyeri di bagian belakang kaki
- Keguguran berulang
- Sembelit atau perut kembung
Kapan Perlu Operasi?
- Miom berukuran besar (lebih dari 9–10 cm)
- Menyebabkan nyeri atau perdarahan hebat
- Mengganggu kesuburan atau menyebabkan keguguran
- Menekan organ lain seperti kandung kemih atau usus
- Dicurigai ganas
Jenis Operasi:
- Miomektomi – mengangkat miom tanpa mengangkat rahim
- Histerektomi – mengangkat rahim dan miom
- Laparoskopi – sayatan kecil untuk operasi
- Terapi Fokus Ultrasonografi (FUA) – pengobatan non-operatif menggunakan ultrasonografi
Catatan Penting:
- Keputusan operasi harus dipertimbangkan oleh dokter spesialis
- Tidak semua miom perlu operasi
- Konsultasi adalah langkah awal yang penting
Pemeriksaan yang Diperlukan:
- Darah: mendeteksi anemia akibat perdarahan
- Hormon: mengukur ketidakseimbangan hormonal
- USG: menentukan ukuran dan lokasi mioma
- MRI: gambaran lebih detail
- Sonohisterografi: deteksi mioma dalam rahim
- Pemeriksaan fisik: mendeteksi massa di rahim
- Biopsi: konfirmasi diagnosis melalui sampel jaringan
Pemeriksaan Tambahan: CA 12-5
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi kanker ovarium, tapi juga bisa meningkat pada kasus mioma uteri.
Catatan Tentang CA 12-5:
- Tidak spesifik (juga bisa tinggi pada endometriosis, kehamilan, dll)
- Tidak sensitif untuk deteksi awal kanker ovarium
Penutup
Demikian rangkuman informasi tentang Myoma Uteri. Semoga dapat membantu meningkatkan kesadaran wanita akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tepat.
RobertoNews 1944 (22.5.25 | 10.30)
DR. dr. Robert Arjuna, FEAS
Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan
Editor : Iwan Iwe