BONDOWOSO - Pada puncak musim kemarau kali ini, wilayah krisis air di Kabupaten Bondowoso semakin meluas. Saat ini BPBD sudah memetakan dari 23 kecamatan yang ada, sekitar 58.452 hektar dinyatakan rawan bencana kekeringan.
Sejumlah kecamatan tersebut diantaranya, kecamatan Botolinggo, kecamatan Tegalampel, Grujugan, Wringin, Tlogosari, Cermee, Pujer, Klabang dan Pakem.
Seperti di desa Mandiro, kecamatan Tegalampel ini. sejumlah warga dusun telah mengalami krisis air bersih, khususnya untuk kebutuhan masak dan minum sejak beberapa pekan terakhir.
Kondisi ini membuat petugas gabungan dari aparat kepolisian, Damkar, dan BPBD, menerjunkan armada untuk melakukan droping air bersih. Total ada 10 tangki air bersih dikirim petugas ke beberapa titik kawasan yang mengalami krisis air bersih yang kedatangannya langsung diserbu warga dengan membawa ember, galon, dan botol.
Baca Juga : Musim Kemarau, Krisis Air di Bondowoso Meluas
“Kegiatan droping air bersih ini dilakukan serentak seluruh jajaran Polres Bondowoso dengan memberikan air bersih, khususnya di Desa Mandiro. Kami menyiapkan 10 tangki air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan.” kata AKP. Zainul Imam Iyafii, Kasatlantas Polres Bondowoso.
Biasanya, warga satu dusun harus berjalan sejauh 3 kilometer ke sumber air yang berada di sekitar aliran sungai dan hanya bisa membawa maksimal 2 jerigen.
“Kita merasa senang dibantu oleh polisi. Dan untuk kesulitan air ini sudah berjalan sekitar 1 tahun,” ungkap warga setempat bernama Zaenab.
Baca Juga : Sering Gagal, Polisi Buka Layanan Pelatihan Uji Praktek SIM Bagi Pemohon
Terkait problematika air bersih pada musim kemarau ini, seluruh wilayah desa maupun kecamatan diimbau segera melapor jika daerahnya terdampak kekeringan dan krisis air bersih. (Rizqi Setiawan)
Editor : Yulia E