SURABAYA - Legen, minuman khas Indonesia yang terbuat dari nira, memiliki potensi besar sebagai produk sehat karena dibuat tanpa tambahan gula. Namun, banyak masyarakat yang belum memahami perbedaan antara legen dan tuak, sehingga menganggapnya sama dengan minuman beralkohol. Hal ini menjadi salah satu tantangan besar bagi M. Najib Islahudin, Pemuda Pelopor Wirausaha dan pemilik PT Legendtren International, dalam memasarkan produk legen yang ia kembangkan di Gresik.
Selain menghadapi tantangan pemasaran, efisiensi produksi legen dan olahan gula nira juga masih menjadi masalah. Pengolahan nira saat ini dianggap kurang efisien dan memerlukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas.
Melihat permasalahan tersebut, tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) terjun langsung untuk mendukung PT Legendtren. Tim yang dipimpin oleh Dr. Gancar Candra Premananto, bersama dosen-dosen pemasaran seperti Prof. Tanti Handriana, Dr. Masmita Kurniawati, Dr. Dien Mardhiyah, dan Ratri Amelia, MSM, serta dosen-dosen keuangan seperti Dr. Windijarto dan Dr. Rahmat Setiawan, memberikan masukan penting terkait peningkatan manajemen produksi dan pemasaran.
Pada 7-8 September, tim FEB UNAIR bersama Karseno, Ph.D., seorang pakar produksi gula kelapa dan gula nira, memberikan pendampingan khusus untuk meningkatkan efisiensi produksi legen dan produk turunan nira lainnya. Diskusi ini diharapkan dapat membuka jalan bagi inovasi dan pengembangan produk yang lebih kompetitif di pasar.
Najib Islahudin menyampaikan bahwa diskusi ini sangat bermanfaat dalam memahami pentingnya inovasi dan adaptasi terhadap dinamika pasar. "Masukan yang kami terima sangat berharga dan akan menjadi acuan dalam pengembangan produk serta pemasaran yang lebih efektif ke depannya," ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Gancar Candra Premananto mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada FEB UNAIR dan Yayasan Yatim Mandiri yang telah memungkinkan terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat ini. “Kami berharap kegiatan ini berkelanjutan, dan PT Legendtren bisa menjadi mitra permanen, tidak hanya sementara. Kerjasama dengan pemerintah daerah juga diharapkan semakin kuat sebagai salah satu stakeholder penting.”
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk lokal serta memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, terutama dalam mengembangkan industri legen sebagai produk khas Gresik yang lebih dikenal luas. (*)
Editor : Iwan Iwe