KOTA MALANG - Suasana Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Malang Selasa siang itu berbeda. Bukan hanya karena yel-yel penyambutan, tapi karena hari itu, para warga binaan mendapat "tamu istimewa" yang tak segan duduk lesehan, menikmati nasi rames bersama, dan bercerita layaknya keluarga.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, memilih cara tak biasa dalam kunjungan kerjanya: makan siang bersama para perempuan di balik jeruji. Tanpa protokol kaku, ia menyantap hidangan yang sama, mendengar curhatan, dan bahkan tertawa lepas di sela obrolan.
"Bapak di sini bukan sebagai menteri, tapi sebagai saudara yang percaya bahwa setiap orang berhak akan harapan," ujarnya, disambut gemuruh tepuk tangan.
Di lapangan Bimpas, Menteri Agus berbagi kisah inspiratif. "Saya tahu berat di sini. Tapi percayalah, ujian seberat apa pun adalah cara Tuhan mempersiapkan kita untuk bangkit lebih tinggi," katanya, disambut sorakan.
Salah satu momen paling dinanti adalah pengumuman bahwa remisi dasawarsa tetap berlaku bagi warga binaan yang aktif dalam pembinaan, termasuk petugas linmas di dalam lapas. "Ini bentuk keadilan bagi yang sungguh-sungguh berubah," tegasnya.
Tak hanya makan bersama, Menteri Agus menyambangi rumah pintar tempat ibu dan anak tinggal, serta meninjau hasil karya warga binaan. Dari batik tulis hingga kue kering yang dipasarkan secara online, ia tak henti kagum. "Ini bukti bahwa talenta tak terpenjara oleh tembok," ucapnya sambil memegang kain batik karya seorang napi yang pernah menjadi pengusaha sebelum masuk lapas.
Yunengsih, Kepala Lapas Perempuan Malang, tak menyangka kunjungan ini akan sepenuh hati. "Ini pertama kalinya seorang menteri makan siang bersama warga binaan di sini. Mereka merasa dihargai, bukan dihakimi," katanya.
Kunjungan ini mengirim pesan kuat: sistem pemasyarakatan bukan sekadar hukuman, tapi sekolah kehidupan. Dengan dukungan nyata, setiap warga binaan bisa keluar bukan sebagai pesakitan, tapi sebagai pribadi yang siap menyambut masa depan.
"Jeruji besi hanya sementara. Tapi semangat dan perubahan adalah milik kalian selamanya," pungkas Menteri Agus sebelum berpamitan, meninggalkan senyum dan asa yang menguat di antara tembok Lapas Malang. (Lee)
Editor : JTV Malang