PROBOLINGGO - Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md menilai pertanyaan tentang carbon capture storage yang diajukan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka kepada dirinya tidak substansial. Gibran dinilai sengaja hanya mencari istilah-istilah sulit.
“Saya juga bisa cari istilah sulit seribu dalam sehari yang orang lain tidak akan tahu,” kata Mahfud usai menghadiri salawat bersama Perindo di Kraksaan, Probolinggo, Minggu (24/12/2023).
Menurut Mahfud, pertanyaan Gibran tersebut hanya selevel ujian SMA. “Itu seperti ujian SMA yang mencari kesulitan,” kata Menkopolhukam tersebut.
Menurut dia, seharusnya pertanyan di level debat cawapres lebih substansial. “Diuraikan latar belakangnya dan apa maksudnya,” kata Mahfud.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Presiden Prabowo Titip Pemerintahan ke Wapres Gibran
Dalam Debat Cawapres di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023), kepada Mahfud, Gibran mengajukan pertanyaan tentang regulasi tentang carbon capture and storage. Mahfud pun tampak tak mengetahui maksud dari carbon capture and storage. Mahfud hanya menjelaskan tentang tahapan pembuatan regulasi seperti pembuatan naskah akademik dan perancangan sistem keuangan.
Merasa pertanyaannya belum dijawab, Gibran pun kembali mengejar. “Pertanyaan saya belum dijawab. Apa regulasinya untuk carbon capture and storage?,” tanya Gibran.
Mahfud pun mengatakan bahwa dalam membuat hukum harus mengetahui masalahnya terlebih dahulu. “Kalau anda ditanya tentang regulasi tentang antariksa pasti juga tidak tahu,” kata Mahfud.
Baca Juga : Kunjungan Wapres di Benteng Pendem Ngawi: Gibran Rakabuming Bagikan Susu dan Perlengkapan Sekolah
Untuk diketahui, carbon capture and storage adalah teknologi yang digunakan untuk menangkap CO2 (karbon dioksida) dari gas buang, kemudian memindahkan serta menyimpannya pada lokasi tertentu sehingga dampak negatifnya pada atmosfer dapat dihindari.
Gibran tak hanya bertanya tentang istilah yang tak diketahui semua orang kepada Mahfud. Kepada Muhaimin, Gibran menanyakan tentang SGIE, sebuah indikator tentang ekonomi syariah yang meliputi antara lain makanan halal hingga keuangan syariah. “Terus terang SGIE saya enggak paham,” jawab Muhaimin sambil bertanya balik kepada Gibran tentang apa itu SGIE, dengan konsekuensi kehilangan waktu penuh dua menit untuk menjawab.
“Gus, kita kan fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah, kita harus ngerti SGIE, State of Global Islamic Economy, makanan halal, kita skin care halal, fashion kita, itu yang dimaksud. Maaf kalau pertanyaan agak sulit ya Gus, terima kasih,” kata Gibran seraya tersenyum. Muhaimin lantas menggunakan waktu satu menit tanggapan balik untuk menjelaskan pentingnya ekonomi syariah.
Baca Juga : Imbas Kritik Pelantikan Prabowo-Gibran Lewat Karangan Bunga, BEM FISIP Unair Dibekukan
Pertanyaan sangat teknis yang diajukan Gibran mengingatkan kita akan strategi Joko Widodo (Jokowi), ayah Gibran, saat berdebat dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. Saat itu Jokowi bertanya tentang TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) kepada Prabowo. Ketika itu, Prabowo tak tahu singkatan TPID. (sof)
Editor : Sofyan Hendra