SURABAYA - Sukma Sahadewa, Kader muda NU menginisiasi program Bakti Subuh. Program yang telah berjalan sekitar 2,5 tahun ini adalah ikhtiar dakwah sekaligus menjaga kesehatan Nahdliyin.
Pria yang berprofesi sebagai dokter itu mengungkapkan, program Bakti Subuh rutin dilaksanakan sebulan satu kali di Minggu ketiga. Dalam kegiatan ini ada sejumlah rangkaian kegiatan, selain salat Subuh berjamaah, ceramah agama, dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan gratis dan sarapan pagi bersama.
"Program Bakti Subuh ini ikhtiar kami dalam dakwah sekaligus menjaga kesehatan umat, terutama Nahdliyin," kata pria yang akrab disapa Dokter Sukma itu, Ahad (15/6/2025).
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin itu mengatakan program Bakti Subuh ini ada unsur dakwah, karena menstimulus umat untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah di masjid.
"Harus diakui salat Subuh adalah ibadah yang paling berat karena kebanyakan masyarakat masih terlelap tidur," ujarnya.
Ia melanjutkan, program Bakti Subuh juga ikhtiar pihaknya untuk menjaga kesehatan Nahdliyin, terutama kelompok lanjut usia (lansia). Sebab, lansia adalah termasuk kelompok rentan.Mayoritas pasien yang mengikuti pemeriksaan di program Bakti Subuh ini adalah lansia.
"Mereka rata-rata mengidap penyakit hipertensi, diabetes, asam urat dan kolesterol tinggi. Dengan kegiatan ini, kami memberi edukasi untuk mengendalikan penyakit tersebut. Sebab bila badan sehat, maka ibadah pun menjadi lancar," ujar Wakil Ketua Tanfidz MWC NU Kecamatan Gunung Anyar tersebut.
Pemilik Klinik Paradise ini melanjutkan, untuk saat ini pihaknya masih fokus melaksanakan program Bakti Subuh di Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya Timur. Kegiatan ini dilaksanakan bergilir di masjid-masjid yang berada di empat ranting NU di wilayah MWC NU Gunung Anyar. Panitianya pun berasal dari kader NU di wilayah Gunung Anyar.
Namun Dokter Sukma membuka diri, bila program ini diperluas hingga level Kota Surabaya atau Provinsi Jawa Timur. Dengan begitu manfaatnya akan lebih luas dirasakan masyarakat, terutama warga NU.
"Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah adalah Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat NU. Tentu beliau punya infrastruktur pendukung yang lebih lengkap. Bisa saja kegiatan ini diperluas dengan dukungan Ibu Gubernur dan Muslimat NU," pungkas Dokter Sukma. (*)
Editor : M Fakhrurrozi