SURABAYA - Sebuah proyek film pendek horor berjudul ‘Cah Ayu’ karya mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini mengangkat kisah Gendis, seorang penari muda, yang terjebak dalam misteri keluarganya.
Film yang disutradarai Allan Syah ini bermula dari terungkapnya penyebab hilangnya ibu dari Gendis 15 tahun lalu, yang ternyata berkaitan dengan legenda Dewi Rengganis, entitas gaib berselendang merah yang mencari ‘getih wangi’ untuk mempertahankan keabadian.
Terdorong rindu dan harapan bertemu sang ibu, Gendis nekat melanggar pantangan leluhur dan terlibat dalam ritual mematikan. Rahasia yang terungkap membuat Gendis harus memilih, menyerahkan jiwa demi ibunya, atau melawan takdir yang mengikat darahnya dengan Dewi Rengganis.
Baca Juga : Konsisten Ukir Prestasi, Direktorat Humas UNESA Raih Medali Terbanyak dalam Anugerah Diktisaintek 2024
Film ini terinspirasi dari mitos Dewi Rengganis, salah satu legenda Jawa yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan sejarah. Dengan menggabungkan mitos dan seni tari tradisional yang menjadi elemen utama film ini, Cah Ayu bukan hanya sekadar film, tetapi merupakan media untuk melestarikan budaya lisan masyarakat Jawa.
Hal tersebut disampaikan Annisa Purnama selaku produser dari film yang diproduksi sebagai output dari mata kuliah videografi ini. Dia berharap melalui film ini, akan lebih banyak orang yang bisa menghormati tradisi leluhur dan berhati-hati dalam membuat keputusan.
“Lewat film Cah Ayu kami berharap penonton bisa mengambil pelajaran bahwasannya setiap keputusan yang kita buat itu akan ada konsekuensi yang harus diterima. Ini (film Cah Ayu) juga menjadi wujud kreativitas generasi muda dalam mengapresiasi budaya,” ujarnya.
Baca Juga : Sinestesia 7: Pameran Desain Internasional DKV UNESA Tampilkan Beragam Karya dari 5 Negara
Film Cah Ayu yang juga didukung PortalJTV.com ini akan tayang perdana pada, 10 Januari 2025 di event tahunan Layar Apresiasi dari komunitas film Sindie Klub. Tidak hanya itu, Cah Ayu juga akan diikutsertakan dalam berbagai festival film nasional dan internasional untuk menjangkau audiens lebih luas. (*)
Editor : Iwan Iwe