PROBOLINGGO - Siapa sangka kue atau jajanan serabi santan, justru diburu penikmat kuliner disaat Perayaan Imlek. Seperti usaha kue serabi rumahan milik Nur (30), warga Desa/ Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, laris manis disaat Imlek ini.
Warga Etnis Tionghoa sepertinya tidak mau melewatkan jajanan yang satu ini, mereka rela mencari ke pasar-pasar tradisional jika tidak menemukan pembuat atau penjual serabi rumahan.
Cara membuat kue warisan leluhur ini cukup sederhana, yakni dengan menyediakan sejumlah bahan, seperti tepung terigu, tepung tapioka, gula, telur, daun pandan dan beberapa bahan lainnya.
"Setelah semua siap, baru bahan-bahan tersebut dicampur jadi satu dan diaduk sampai menyatu jadi satu", kata Nur (23/1/23).
Ibu satu anak ini memberi merek "Sosso'" agar mudah dikenal konsumen. Selain itu, yang menjadi kelebihan serabi ini adonan tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan kimia.
"Saya tidak menggunakan bahan kimia, selain itu tidak menggunakan bahan pengawet", ulasnya.
Agar aroma dan rasa benar-benar terasa, dalam memasak Nur tidak menggunakan kompor, malainkan menggunakan tungku, bahkan wajan yang dipakai adalah wajan terbuat dari tanah liat.
"Beda mas antara masak pakai tungku dengan pakai kompor, kalau menggunakan tungku aroma gurihnya terasa," jelasnya pada portaljtv.com.
Pada perayaan Imlek, kue serabi Sosso' laris manis, pembelinya justru warga Etnis Tionghua, setiap kemasan dibanderol 6 ribu sampai 8 ribu rupiah, tergantung rasa. Saya bisa membuat serabi beberapa rasa, rasa pandan, original dan nangka", pungkasnya.
Sementara Hosmia (45), salah satu pelanggan setia mengatakan, serabi Sosso' sangat pas di lidah, bahkan aromanya sangar gurih.
"Suami saya kan keturunan tionghoa, jadi setiap Imlek tidak lupa moment menikmati serabi", katanya.
Reporter: Farid Fahlevi
Editor : Vita Ningrum