PACITAN - Ketimpangan antara anggaran dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata di Pacitan menjadi perhatian serius setelah terungkap dalam Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Pacitan tahun 2024.
Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa anggaran untuk sektor pariwisata mencapai Rp 21 miliar, sementara PAD yang dihasilkan hanya Rp 8,5 miliar.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah, menegaskan bahwa pariwisata merupakan lokomotif pembangunan daerah, sehingga wajar jika mendapatkan alokasi anggaran besar. Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan sektor ini tidak hanya diukur dari PAD yang diperoleh, tetapi juga dari dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
“Banyak destinasi wisata saat ini dikelola oleh pihak swasta atau investor, berbeda dengan sebelumnya ketika pemerintah menjadi pengelola utama. Hal ini membuat pendapatan lebih merata, meski berimbas pada berkurangnya retribusi langsung ke kas daerah,” ujar Gagarin.
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan terus mengevaluasi strategi pengelolaan pariwisata, termasuk dengan meningkatkan pengawasan serta membuka destinasi wisata baru agar potensi PAD dapat terus meningkat.
Sementara itu, Ketua DPRD Pacitan, Arif Setya Budi (ASB), menilai bahwa secara administrasi, persentase realisasi anggaran sektor pariwisata sudah cukup baik, yakni mencapai 94,10 persen. Namun, ia menekankan bahwa yang lebih penting adalah manfaat nyata yang dirasakan masyarakat.
“Masyarakat tidak melihat angka, mereka berpikir secara mikro. Jika capaian tinggi tetapi dampaknya tidak terasa, berarti ada yang perlu diperbaiki. Anggaran besar harus dikaji ulang agar manfaatnya lebih optimal dalam jangka panjang,” jelas ASB.
ASB juga mendorong evaluasi menyeluruh terhadap strategi pengembangan pariwisata di Pacitan, apakah lebih berorientasi bisnis atau lebih fokus pada kesejahteraan masyarakat. Ia berharap pemerintah daerah dapat menemukan solusi terbaik agar sektor pariwisata benar-benar menjadi penggerak ekonomi yang berdampak langsung pada kesejahteraan warga Pacitan.
Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan sektor pariwisata Pacitan dapat lebih optimal dalam memberikan kontribusi bagi daerah, baik dari sisi PAD maupun peningkatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. (*)
Editor : M Fakhrurrozi