SURABAYA - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Fotografi atau Airlangga Photography Society (APS) Universitas Airlangga menggelar pameran bertajuk “KALOPSIA”.
Pameran ini digelar di BM Coffee, Jalan Dr. Ir. H. Soekarno, Penjaringan Sari, Rungkut, Surabaya, Kamis (5/12/2024).
Acara ini menjadi wadah apresiasi karya fotografi sekaligus ruang inklusivitas melalui kolaborasi bersama Fira Modelling Disabilitas (FMD).
Pameran ini menampilkan 14 karya fotografer APS yang mengusung pesan keberanian untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kelebihan di balik keterbatasan.
Baca Juga : KALOPSIA APS, Kolaborasi Pameran Fotografi dan Catwalk Bersama Model Disabilitas
Ketua Pelaksana, Daffa Brani, menjelaskan bahwa tema KALOPSIA dipilih untuk memberikan semangat bahwa setiap individu dapat mengubah kekurangan menjadi kelebihan.
"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berkarya," kata Daffa di Surabaya.
"Kolaborasi dengan FMD selaras dengan tema ini, di mana para model disabilitas memperlihatkan kelebihan mereka melalui seni modeling," imbuhnya.
Baca Juga : Rumah Penyandang Disabilitas Tunanetra Roboh di Magetan, Keluarga Harap Bantuan Rehab
Acara ini dimulai dengan pembukaan yang diikuti pemaparan materi dalam workshop bertajuk Canvas.
Sesi ini memberikan wawasan kepada peserta mengenai teknik fotografi sekaligus konsep kreatif yang dapat diimplementasikan dalam karya seni mereka.
Baca Juga : Terang dalam Gelap: Dunia dalam Pandangan Majid Uno, Si Penyandang Tunanetra
Setelah sesi materi, peserta diberi kesempatan untuk bertanya langsung dalam sesi diskusi.
Usai workshop, dilanjutkan dengan persiapan untuk performance art berupa catwalk oleh model dari Fira Modelling Disabilitas (FMD).
Dalam sesi ini, peserta workshop mempraktikkan teknik fotografi dengan memotret model yang tampil percaya diri di atas panggung.
Baca Juga : PDKK Bertekad Mewujudkan Disabilitas Mandiri dan Berdaya di HUT ke 12
Setelah sesi foto, acara dilanjutkan dengan diskusi karya di mana peserta membahas hasil foto mereka dan mendiskusikan pengalaman selama acara.
Sebelum acara resmi ditutup, panitia menyampaikan pesan dan kesan dengan mengajak pengunjung berpartisipasi. Acara ditutup dengan pameran karya fotografi yang berlangsung hingga malam hari.
Baca Juga : Gandeng Siap Siaga, BPBD Jatim Resmi Luncurkan Unit Layanan Disabilitas PB Provinsi Jawa Timur
Esti Yuniarti, owner sekaligus founder FMD, menyatakan kebanggaannya terhadap acara ini. Menurutnya, pameran ini menjadi ruang bagi anak-anak disabilitas untuk tampil di depan umum.
"Motivasi kami adalah membantu mereka agar percaya diri dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka juga mampu seperti yang lainnya," ujar Esti.
"Dengan begini, mereka dapat membuktikan bahwa kekurangan bukanlah hambatan," tuturnya menambahkan.
FMD menghadirkan sembilan model dengan berbagai latar belakang disabilitas, termasuk tunarungu dan tunagrahita, yang berusia antara 10 hingga 24 tahun.
"Kami ingin masyarakat, khususnya mahasiswa, berhenti melihat mereka dengan sebelah mata. Melalui acara ini, kami berharap mereka semakin berani menembus batas," kata Esti menambahkan.
Pameran KALOPSIA yang berlangsung hingga 8 Desember 2024 ini juga mengadakan lomba karya foto yang akan dinilai oleh tim kurator APS.
Acara ini terbuka untuk umum, memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk menikmati karya fotografi sekaligus menyaksikan kolaborasi seni yang menginspirasi.
Daffa berharap acara ini dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan kesadaran inklusivitas di kalangan mahasiswa.
"Kami ingin membawa pesan positif dan memberikan wadah bagi mahasiswa untuk berkembang serta menantang diri mereka sendiri," ujarnya.
Kemeriahan acara ini diharapkan tidak hanya mencerminkan keberhasilan APS dalam mengorganisir kegiatan kreatif.
Namun, ini juga mempertegas komitmen mereka untuk mendukung keberagaman dan memberdayakan setiap individu, termasuk teman-teman disabilitas, dalam menunjukkan potensi terbaik mereka
Editor : Khasan Rochmad