KEDIRI - Tingginya harga berbagai jenis cabai di sejumlah pasar tradisional Kota Kediri mendorong para petani, khususnya di Kelurahan Ngletih, Kecamatan Pesantren, untuk beralih menanam komoditas tersebut. Strategi ini diambil untuk menangkap peluang di tengah harga jual yang menguntungkan.
Salah satu petani yang memutuskan beralih adalah Suyono, warga Ngletih. Ia kini menanam cabai di lahan seluas satu setengah hektar. Untuk mengoptimalkan lahan dan memitigasi biaya perawatan yang tinggi, Suyono juga menerapkan sistem tumpang sari dengan bawang merah.
"Untuk mengurangi beban biaya perawatan dan pemupukan, saya juga menanam bawang merah sebagai tanaman tumpang sari," ujarnya.
Sebelumnya, lahan milik Suyono ditanami dengan terong dan jagung. Dengan peralihan ke cabai ini, ia berharap harga tetap stabil saat panen tiba satu hingga dua bulan mendatang.
Baca Juga : Kementerian PU Beri Pelatihan Konstruksi ke 107 Santri Lirboyo
"Kami berharap saat panen nanti, harga bisa stabil di Rp 35.000 per kilogram untuk cabai merah keriting dan Rp 30.000 untuk cabai merah besar," harap Suyono.
Dari lahan yang digarapnya, Suyono mengestimasi sekali panen dapat menghasilkan 4 hingga 5 kuintal cabai. Secara total, dari satu musim tanam, ia memperkirakan bisa memanen hingga satu setengah ton cabai dan satu setengah ton bawang merah.
Perubahan komoditas ini menunjukkan respons petani terhadap sinyal harga di pasar. Dampak dari penanaman ini terhadap suplai dan stabilisasi harga cabai di Kota Kediri diperkirakan akan terlihat dalam satu hingga dua bulan ke depan. (Beny Kurniawan)
Editor : JTV Kediri
 
 


















