PROBOLINGGO - Ritual Wulan Kapitu, yang digelar masyarakat Hindu Suku Tengger, menandai bulan ketujuh dalam kalender tradisional mereka. Bulan ini dianggap sebagai waktu suci untuk menjalankan ibadah dengan konsentrasi penuh.
Salah satu bagian dari ritual ini adalah pelaksanaan Tapa Brata Amati Geni, di mana warga tidak menyalakan api, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak bersenang-senang.
Akibatnya, akses menuju kawasan wisata Gunung Bromo ditutup total dari semua pintu masuk, termasuk Lumajang, Malang, Pasuruan, dan Probolinggo. Penutupan ini dimulai sejak 29 Desember 2024 hingga pukul 5 sore pada 30 Desember 2024.
Heri Dri Hartono, Kepala Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, menjelaskan bahwa penutupan ini bertujuan untuk menjaga kekhusyukan ibadah warga Hindu Tengger.
Baca Juga : Warga Tengger Khidmat Ikuti Upacara HUT ke-78 RI di Kaldera Bromo
"Untuk penutupan akses ke wisata Gunung Bromo kali ini dalam rangka mensukseskan ritual saudara kita umat Hindu Tengger yang ada di Kecamatan Sukapura. Ditutup mulai tanggal 29-30 Desember 2024," ujar Heri.
Ia juga menambahkan, "Ritual yang mereka laksanakan seperti tidak keluar rumah, tidak menyalakan lampu, dan tidak beraktivitas seperti biasanya. Kami sebagai umat Muslim ikut menjaga agar saudara kita yang melaksanakan ritual tersebut dengan khusyuk."
Di desa-desa Tengger seperti Jetak, Wonotoro, Ngadisari, dan Ngadas, suasana tampak hening. Jendela dan pintu rumah warga tertutup rapat, menunjukkan fokus mereka dalam melaksanakan ibadah. Meski ada penutupan, warga Muslim turut menjaga jalannya ritual, mencerminkan harmoni antarumat beragama di wilayah tersebut.
Baca Juga : Warga Tengger Rayakan Nyepi, Akses ke Bromo Ditutup Total
Bagi wisatawan yang terpaksa menunda kunjungan, seperti Diana asal Jawa Barat, ada rasa kecewa, namun tetap menghormati tradisi ini.
"Kecewa tidak kecewa karena kita pendatang ya harus mengikuti saja. Sebenernya pengen naik mobil, tapi kalau tidak ada jalan kaki juga tidak apa-apa," kata Diana.
Ritual Wulan Kapitu berlangsung selama sebulan penuh. Penutupan kawasan wisata Bromo juga dijadwalkan kembali pada 27-28 Januari 2025 untuk melanjutkan rangkaian ibadah.
Bagi wisatawan, momen ini menjadi pengingat akan pentingnya menghormati tradisi lokal dan keberagaman budaya di Indonesia. Gunung Bromo tidak hanya menjadi destinasi wisata alam, tetapi juga cerminan harmoni kehidupan masyarakat Tengger yang menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan kebersamaan. (Farid Fahlevi/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe