LUMAJANG - Bencana tanah longsor di jalur piket nol tepatnya di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, kembali terjadi, pada Kamis (31/7/2025) pagi.
Longsor berupa tanah dan pohon menutup akses jalan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, material longsor mengakibatkan kemacetan panjang di jalur yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang.
Bencana longsor terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Dari pantauan portaljtv.com, longsor terjadi di enam titik. Longsor terbesar berada di Kilometer 56 yang berada di perbatasan Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.
Tebing setinggi dua puluh meter longsor disertai kayu besar. Beruntung, saat tebing longsor tidak ada kendaraan yang melintas. Namun, sebuah mobil dilaporkan sempat terkena material longsor.
Baca Juga : Ruang Kelas Rusak, SDN 372 di Pulau Bawean Gresik Hanya Dapat Satu Siswa
Kejadian ini langsung dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang. Untuk mengevakuasi material longsor, petugas BPBD terpaksa mengerahkan alat berat.
Evakuasi berlangsung lama lantaran ukuran kayu yang cukup besar. Akibat kejadian ini, kemacetan panjang pun tak terelakkan. Untuk mengurai kemacetan, petugas memberlakukan system buka tutup.
“Kalau dari bawah ada 6 titik. Yang paling parah ya ini. Sempat lumpuh total. Tidak ada korban. Untuk sementara pakai system buka tutup,” kata Sudarman, warga setempat.
Baca Juga : Dua Tahun Tanpa Siswa Baru, SDN Warujinggo 2 Probolinggo Terancam Sepi
Usai satu titik berhasil dibersihkan, pengguna jalan kembali terjebak longsor lagi yang ada di kilometer 57-800 tepatnya di desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Sebuah pohon juga menutup jalan sehingga menyebabkan kemacetan panjang kembali. Kemacetan tak berlangsung lama setelah satu alat berat milik BPBD Kabupaten Lumajang dikerahkan ke lokasi.
Baca Juga : Truk Muat Lem Berhasil Dievakuasi, Arus Lalin di Medaeng Macet
Jalur piket nol menjadi kawasan berbahaya dan kerap diterjang longsor. Apalagi setelah kawasan setempat diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan dalam rentan waktu yang lama. (*)
Editor : M Fakhrurrozi