NGAWI - DPRD Ngawi menyoroti tujuh paket perbaikan sekolah yang kembali gagal dilelang. Kondisi ini dinilai sebagai bukti lemahnya perencanaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, apalagi proses lelang berlangsung menjelang akhir tahun anggaran sehingga perbaikan dipastikan tidak bisa dilakukan tahun ini.
Ketua DPRD Ngawi, Yuwono Kartiko, menyatakan bahwa gagalnya lelang proyek rehabilitasi bangunan sekolah tersebut menyebabkan anggaran tidak terserap dan berpotensi menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA). Ia menegaskan bahwa hal ini menunjukkan lemahnya proses perencanaan yang dilakukan dinas terkait.
“Ketika anggaran sudah disiapkan tetapi pekerjaannya tidak dapat dilaksanakan, jelas ini menunjukkan adanya kegagalan perencanaan. Kami mendesak agar perbaikan tujuh sekolah yang gagal lelang ini segera direalisasikan pada tahun 2026,” ujar Yuwono Kartiko.
Yuwono juga berharap agar perbaikan sekolah tidak hanya disesuaikan dengan kemampuan anggaran, tetapi benar-benar mengacu pada kebutuhan bangunan agar proses pembelajaran tetap berjalan optimal.
Baca Juga : DPRD Ngawi Soroti Gagal Lelang Tujuh Proyek Perbaikan Sekolah
Sebelumnya diberitakan, terdapat tujuh paket perbaikan sekolah yang gagal lelang tahun ini, terdiri dari lima SMP dan dua SD. Sekolah-sekolah tersebut meliputi:
- SMPN 2 Jogorogo
- SMPN 3 Sine
- SMPN 3 Paron
- SMPN 1 Bringin
- SMPN 2 Kasreman
- SDN Bangunrejo Kidul 5 Kedunggalar
- SDN Sidolaju 4 Widodaren
(Ito Wahyu/Nevenia)
Editor : M Fakhrurrozi



















