MADIUN - Jembatan Pucanganom yang menghubungkan Desa Pucanganom dengan Desa Rejosari di Kecamatan Kebonsari menjadi salah satu akses vital bagi masyarakat sekitar.
Namun, kondisi jembatan yang sudah berusia ratusan tahun itu semakin mengkhawatirkan setelah diterjang banjir beberapa minggu lalu.
Material bambu dan sampah yang terbawa arus merusak konstruksi jembatan hingga menyebabkan amblesnya badan jembatan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, langsung turun ke lokasi untuk meninjau kerusakan.
Baca Juga : Jembatan Keseret Arus Mulai Dilakukan Pengecoran
Ia menyampaikan bahwa akses jembatan sementara ini hanya diperbolehkan untuk kendaraan roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat harus memutar sejauh dua kilometer.
“Saya hadir di sini untuk melihat langsung kondisi jembatan di salah satu desa Pucanganom. Kemarin kami mendapat laporan adanya kejadian banjir yang mengakibatkan kerusakan pada jembatan,” kata Boby.
Ia menambahkan, pihaknya telah melaporkan kondisi ini kepada Penjabat Bupati Madiun untuk memastikan status aset jembatan tersebut.
“Setelah saya lihat, memang jalan ini jalan desa yang menghubungkan beberapa dusun, jadi asetnya milik desa. Nanti saya dan tim BPBD akan berusaha membantu agar bisa dibangun jembatan baru. Kami akan mengusulkan ini ke BPBD Jawa Timur lewat anggaran hibah rehab-rekonstruksi,” jelasnya.
Dukungan terhadap upaya perbaikan juga datang dari Komisi D DPRD Kabupaten Madiun. Sekretaris Komisi D, Budi Wahono, menyatakan pihaknya siap mendorong pengajuan anggaran secara intensif serta mendampingi BPBD dalam proses tersebut.
“Jadi kemarin pihak desa sudah mengirim surat, tadi sudah disampaikan profilnya jelas ini aset desa. Secara langsung tidak mungkin dibiayai APBDes,” ungkap Budi.
Menurut Budi, komunikasi antara DPRD dan BPBD telah berjalan baik sejak kejadian tersebut.
Ini masalah lama, dan kehadiran kami bersama di sini menjadi bukti sinergi untuk menyelesaikan masalah di lapangan. Ketika kejadian, kami langsung kontak BPBD, dan tim reaksi cepat segera dikirim untuk membersihkan sampah-sampah,” imbuhnya.
Kondisi darurat ini memunculkan urgensi percepatan perbaikan. Pemerintah Desa dan masyarakat berharap rencana pengajuan anggaran rehab-rekonstruksi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat segera terealisasi agar akses vital ini kembali normal. (Tova Pradana/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe