SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menunjuk 13 SMA sebagai pilot project Sekolah Digital di Jawa Timur.
Ke-10 SMA tersebut adalah SMAN 2 Surabaya, SMAN 10 Malang, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, SMAN 1 Geger Kab Madiun, SMAN 1 Glagah Banyuwangi, SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri, SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, SMAN Taruna Nala Malang, SMAN 2 Taruna Pamong Praja Bojonegoro, SMAN 2 Madiun, SMAN 1 Tanggul Jember, SMAN 2 Mojokerto, terakhir SMAN Taruna Madani Pasuruan.
"Program ini untuk menjawab tantangan era digital di sektor Pendidikan. Sekolah Digital akan membantu tenaga pendidik meringankan beban kerja. Apalagi tiap tahun tak sedikit guru yang masuk dalam masa pensiun," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai.
Dalam implementasinya, lanjut Aries, Sekolah Digital digunakan untuk mengembangkan potensi lingkungan sekolah.
"Konsep sekolah digital nanti kehidupan anak anak bukan menggunakan digital semua, tetapi dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi. Contoh untuk merekapitulasi absensi anak-anak dihitung secara digital dengan menggunakan kamera," terangnya.
Di sekolah berbasis digital, lanjut Aries, juga bisa melihat setiap hari guru yang mengajar atau tidak dan apakah guru hanya memberikan tugas atau tidak.
"Keterangan ini akan tersampaikan melalui pemberian warna. warna kuning mereka memberi tugas dan merah mereka tidak masuk," ucap Aries.
Hadirnya AI, tambah Aries, justru memberi manfaat bagi sektor-sektor yang mampu mengoptimalkan. Pada Sekolah Digital optimalisasi AI dimanfaatkan untuk beradaptasi di sekolah, misalnya saja untuk memberikan warna baru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga meningkatkan gairah belajar murid.
Implementasi dari projek Sekolah Digital berikutnya adalah memanfaatkan tulisan tangan. Kemendikbud Prof Muti sebelumnya menyerukan agar murid lebih aktif menulis sebagai bagian dari peningkatan literasi. Seruan ini direspon Dindik Jatim dengan mengkolaborasikan kecanggihan teknologi dan tekstual.
"Implementasinya murid akan menulis tangan. Hasil tulisan mereka akan di scanner dn diunggah menjadi bahan diskusi. Artinya, ada sinergi digitalisasi dengan yang sedang dihadapi anak anak kita," terangnya.
Nantinya, tambah Aries, Pemerintah akan menyediakan Learning Management System (LMS) yang akan dikelola untuk bahan mengajar hingga pengelolaan manajemen sekolah.
"Sekarang kami buat pilot Projek dulu dengan menunjuk 13 sekolah di Jawa Timur. Kalau berhasil akan dikembangkan di sekolah lain. Karena membentuk sekolah digital ini tidak mudah. Harus ada guru siap dalam artinya kompetensinya dalam digitalisasi," tandas Aries.
Mantan Pj Wali Kota Batu ini juga meminta kepada para Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk memastikan implementasi Sekolah Digital menjadi program wajib bagi sekolah.
"Tidak hanya sebagai tambahan sarana saja, tapi juga harus menjadi bagian dari budaya sekolah. Sehingga jika ada pergantian Kepala sekolah, program akan tetap berlanjut untuk peningkatan kualitas dan mutu pendidikan," tambahnya.
Aries berharap kepala sekolah harus jadi pembelajar dalam pembelajaran digital. Selain itu, kepala sekolah harus mendorong kolaborasi dan elaborasi hingga paling bawah dalam pelaksanakan Sekolah Digital.
Aries juga menyebut dalam Sekolah Digital sekolah akan menggunakan LMS (learning management system) selama pembelajan dan penilaian belajar murid.
Dalam hal ini, sekolah menggunakan aplikasi moodle dan ditunjang manajemen pengelolaan berbasis digital.
"Sebelumnya, guru yang kami tunjuk sebagai pilot projek kami beri pelatihan agar dapat mengisi konten LMS dan dapat membelajarkan kepada murid termasuk membuat soal sampai memanfaatkan penilaiannya," jelasnya.
Sementara itu, Kabid SMA Dindik Jatim, Suhartatik menambahkan, dalam pengembangannya, ada 4 tahap impelementasi Sekolah Digital.
"Pertama Digitalisasi Proses Pembelajaran. Di mana pembelajaran akan menggunakan sistem hybrid dengan mengintegrasikan platform LMS untuk menunjang proses belajar mengajar yg lebih adaptif," terangnya.
Tahap ke dua, Digitalisasi Sistem Penilaian menggunakan e-learning untuk penilaian formatif-sumatif.
Tahap tiga, Pelayanan Berbasis Digital. Menyediakan Layanan digital untuk epresensi, perpustakaan, buku tamu, administrasi, kontrol Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dikelas dan kesiapan KBM dan informasi akademik lainnya.
Terakhir, Kolaborasi dan Komunikasi Digital. Tahapan ini akan digunakan untuk membangun komunikasi yang efektif antar guru, orangtua, murid dan tenaga kependidikan melalui media digital. (*)
Editor : M Fakhrurrozi