KOTA KEDIRI - Warga Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, gempar, pada Kamis (15/8/2204) pagi.
Rehan, warga setempat tiba-tiba memanjat Menara Stasiun Tegangan Tinggi (SUTET) listrik di dekat rumahnya. Rehan bergelantungan dari besi satu pindah ke besi lainnya, di ketinggian 40 Meter.
Warga yang melihat kejadian ini, berupaya membujuk. Namun upaya warga tak berhasil. Rehan tetap tidak mau turun dari menara SUTET. Rehan tetap bergelantungan di ketinggian 40 meter.
Meski gagal, warga tak menyerah dan terus membujuk Rehan untuk turun. Bahkan, seorang warga membawakan makanan dan minuman dan berjalan menuju bawah Menara SUTET.
Kali ini, upaya warga membuahkan hasil. Rehan turun dari menara SUTET. Namun, saat turun, Rehan berontak dan mengamuk.
Melihat kondisi ini, warga langsungm engevakuasi Rehan dengan cara ditangkap bersama-sama dan dibawa ke rumahnya. Diduga, Rehan nekat memanjat menara SUTET akibat pengaruh minuman keras.
Hisyam sebagai Ketua RT setempat mengatakan, Rehan awalnya minum-minuman keras di rumahnya. Paginya Rehan mengamuk dengan memecahkan kaca 2 rumah tetangganya. Tidak hanya itu, Rehan juga sempat naik ke atap rumah warga, kemudian memanjat Menara SUTET.
”Awalnya Rehan ini minum-minuman berakohol, dan pada paginya harinya Rehan langsung mengamuk dan memecahkan kaca rumah tetangga. Selain itu Rehan juga sempat naik atap warga, dan kemudian memanjat Menara SUTET. Diduga Rehan depresi usai bekerja di Bali,” ujar Hisyam, Ketua RT.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Tempurejo Oryza Mahendra mengatakan usai dievakuasi Rehan akan diberikan suntikan penenang agar tidak mengamuk. Dan oleh Tim URC BPBD Kota Kediri, Rehan akan dirawat dan dibawa ke RS Bhayangkara jika diperlukan.
“Setelah ini Rehan akan disuntik penenang agar tidak mengamuk, tim URC BPBD Kota Kediri akan terus mendampingi Rehan, dan jika memang diperlukan akan dibawa ke RS Bhayangkara Kota Kediri," ujar Oryza Mahendra Lurah Tempurejo.
Saat ini, Tim URC BPBD dan Kepolisian terus mendampingi Rehan, untuk mengantisipasi jika Rehan mengamuk lagi. (Beny Kurniawan)
Editor : M Fakhrurrozi