Menu
Pencarian

Detoksifikasi sebagai Upaya Penanganan Kecanduan Gadget

Sofania Olga - Selasa, 7 Mei 2024 13:52
Detoksifikasi sebagai Upaya Penanganan Kecanduan Gadget
Ada sejumlah cara untuk mengatasi kecanduan gadget. (Foto: Pixabay)

Berdasarkan laporan terbaru yang diterbitkan GSMA, asosiasi yang mewadahi kebutuhan telekomunikasi di seluruh dunia, terdapat setidaknya 4,3 miliar smartphone yang digunakan manusia pada 2022. Indonesia sendiri tercatat menempati posisi keempat sebagai negara pengguna ponsel pintar terbanyak di dunia pada tahun 2022 dengan jumlah 192,15 juta pengguna. Smartphone dapat digunakan untuk pendidikan, sarana mencari informasi, dan lain sebagainya, termasuk sebagai salah satu cara untuk mencari hiburan.

Hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan bahwa masyarakat yang berada dalam rentang usia 20-29 tahun merupakan kelompok terbesar pengguna smartphone, yakni 75,95 persen. Dilansir dari laporan State of Mobile 2024, masyarakat Indonesia menghabiskan setidaknya 6,05 jam per hari menggunakan gadget mereka. Angka besarnya pengguna gadget serta lamanya durasi pemakaian gadget di Indonesia sendiri tentu tidak bisa terlepas dari fitur “menyenangkan” yang disediakan dalam sebuah gadget seperti game online, aplikasi streaming video, media sosial dan lain sebagainya. Fitur-fitur tersebut yang membuat para penggunanya betah berlama-lama menggunakan ponsel pintar mereka.

Ponsel pintar atau smartphone memiliki dua sisi baik dan buruk. Sisi baiknya adalah bisa untuk mencari informasi dari dalam maupun luar negeri, membantu produktivitas kerja manusia, sebagai alat komunikasi tanpa mengenal ruang waktu, dan lain sebagainya. Jika sisi baik dilakukan secara terus menerus dan tidak mengerti waktu akan menimbulkan sisi buruk yaitu kecanduan gadget. Berdasarkan data laporan State of Mobile 2024, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara paling kecanduan gawai di dunia. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, gadget menimbulkan sisi buruk yang mengancam yakni gangguan pada mata karena terlalu lama menatap layar gadget sehingga menimbulkan mata lelah. Juga, kurang tidur karena kebiasaan menggunakan gadget sebelum tidur akan mengganggu kualitas tidur dan terganggunya kesehatan. Lalu masalah mental karena penggunaan gadget secara berlebihan dapat menimbulkan kecemasan atau depresi dan masih banyak lagi sisi buruk dari gadget.

Menurut Rahmy Lestari dan Ilawaty Sulian dalam jurnal Consilia tahun 2020 “Faktor-faktor Penyebab Siswa Kecanduan Handphone, Studi Deskriptif pada Siswa di SMP Negeri 13 Bengkulu”, faktor-faktor penyebab kecaduan gadget bisa dilihat dari sisi internal, eksternal, situasional dan sosial (Lestari & Sulian, 2020). Faktor internal penyebab kecanduan gadget ialah kebosanan. Manusia pada zaman ini kalau mengalami bosan akan mencari sarana hiburan terdekat seperti bermain gadget.

Baca Juga :   Detoksifikasi sebagai Upaya Penanganan Kecanduan Gadget

Faktor eksternal ialah dari media. Semakin banyak iklan dari smartphone dan fasilitas yang disediakan dapat berakibat pada semakin besar kemungkinan kecanduan gadget. Faktor situasional ialah mengalami perasaan jenuh. Yang terakhir faktor sosial ialah faktor connected presence yang diartikan sebagai suatu keinginan untuk menunjukkan eksistensi diri.

Kecanduan gagdet dapat dikatakan menjadi hal yang sangat sulit dihindari pada saat ini. Ditambah lagi dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh gadget, yang mana hal tersebut tidak disediakan oleh media lain. Banyak sekali fenomena seperti ada yang memanfaatkan gadget sebagai alat untuk menunjang pekerjaan. Ada yang menjadikan gadget sebagai sumber pendapatan. Ada yang menggunakan gadget untuk sekolah dan lain sebagainya. Namun, meskipun menjadi sesuatu yang sulit dihindari, bukan berarti kecanduan gadget tidak bisa dihindari sama sekali. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi diri agar tidak mengalami kecanduan gadget. Salah satu diantaranya adalah dengan melakukan detoksifikasi gadget.

Detoksifikasi gadget merupakan pengurangan atau membatasi penggunaan gadget agar mengurangi dampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental. Detoksifikasi gadget dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya dengan mengatur wallpaper atau warna tampilan layar menjadi monokrom. Salah satu alasan mengapa gagdet sangat disukai oleh masyarakat adalah karena gadget zaman sekarang sudah memiliki layar yang canggih sehingga dapat menghasilkan kualitas visual yang lebih jernih dan jelas.

Kedua, menerapkan konsep pembatasan waktu media sosial. Bisa dilakukan dengan durasi harian per minggu, berapa jam per hari dan lain sebagainya. Ketiga, matikan pemberitahuan yang ada pada ponsel. Kerap kali pemberitahuan yang muncul pada ponsel dapat mengganggu konsentrasi kita, baik saat belajar, ngobrol dengan orang terdekat dan lain sebagainya. Tak terkecuali dengan detoksifikasi ponsel. Cara ketiga ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan fitur “jangan ganggu” yang tersedia dalam gadget atau mengubah pengaturan notifikasi yang awalnya selalu menampilkan notifikasi menjadi tidak menampilkan notifikasi.

Ketiga, jauhkan ponsel ketika sedang melakukan interaksi langsung. Pernah mendengar istilah bahwa “smartphone digunakan untuk mendekatkan yang jauh, namun menjauhkan yang dekat?” Istilah ini memang benar adanya, karena tak jarang kita melihat ada sekelompok orang yang berkumpul bersama di cafe, namun semua sibuk dengan gawainya sendiri-sendiri. Dilansir dari laman kumparan.com, layar gadget yang menyala ternyata dapat mempengaruhi kualitas interaksi. Hal tersebut dikarenakan otak kita sudah terbiasa untuk menunggu layar gadget kita menyala sehingga alih-alih fokus kepada topik obrolan yang dibicarakan, kita malah berfokus memandangi layar smartphone kita ketika berbicara dengan orang terdekat.

Keempat, alihkan perhatian dengan membaca buku. Seperti yang tertulis di paragraf sebelumnya, bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang bermain smartphone adalah karena kebosanan. Oleh sebab itu, membaca buku bisa dijadikan alternatif untuk mengatasi kebosanan, namun tetap terhindar dari paparan gadget. Terakhir, jauhkan kamar dari peralatan gadget apapun. Bagi sebagian orang memainkan smartphone sebelum tidur merupakan rutinitas yang tak boleh ketinggalan. Padahal dengan menggunakan gadget sebelum tidur akan membuat seseorang merasa terlena dan berakhir memainkan gadget terus-terusan. Hal tersebut tentu berdampak pada pengurangan durasi jam tidur dan kualitas tidur yang tentunya akan berdampak pada tubuh seseorang. Maka dari itu, jika ingin melakukan detoksifikasi gadget, usahakan perangkat gadget tidak berada di dalam kamar agar detoksifikasi gadget dapat dilakukan secara maksimal.

Gadget memang memberikan dampak positif bagi manusia, akan tetapi jangan lupa bahwa gadget juga bisa mendatangkan efek buruk. Oleh karena itu, penting bagi para pengguna gadget untuk mengambil upaya preventif, salah satunya dengan detoksifikasi gadget agar tidak terkena dampak buruk dari gadget. (*)

Editor : Sofyan Hendra





Berita Lain