JEMBER - Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Pemilu Jurdil (AMP2L) menggeruduk kantor Bawaslu Jember pada Rabu siang (13/11/2024).
Kedatangan mereka dilatarbelakangi tuntutan agar Bawaslu segera bersikap tegas dan netral dalam menjalankan tugas pengawasan Pemilu.
Dalam orasinya, massa menyuarakan kekhawatiran dan kekecewaan mereka terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum penyelenggara dan pengawas pemilu, yang mereka klaim menguntungkan salah satu pasangan calon.
"Memecat semua oknum-oknum penyelenggara dan pengawas yang bermasalah, bukti jelas ada rekaman suara, video, ada foto-foto mereka membagikan APK paslon tertentu," ujar Adil Satriya, koordinator aksi AMP2L.
Baca Juga : KPU Siap Gelar Debat Publik Kedua Pilkada Bojonegoro pada 13 November 2024
"Jadi mau menunggu apalagi, kalau masih memakai mekanisme normatif dipanggil lalu diklarifikasi tiga hari." tambahnya
AMP2L mengklaim memiliki bukti rekaman, foto, dan video yang menunjukkan keterlibatan oknum penyelenggara pemilu dalam membagikan alat peraga kampanye (APK) untuk pasangan calon tertentu.
Mereka juga menuntut Bawaslu segera memecat oknum yang terbukti terlibat, menegaskan bahwa dengan waktu kurang dari dua minggu sebelum pemilu, tindakan tegas sangat diperlukan.
Baca Juga : Ketua Bawaslu RI Sebut Pentingnya Pendidikan Politik agar Terhindar dari Hoaks Pilkada
"Pemilu sudah kurang 14 hari, kita butuh extraordinary treatment dari Bawaslu Jember untuk menindak secepatnya, copot dan adili. Kami akan melakukan demo sampai ada tindakan jelas dari komisioner." lanjut Adil Satriya.
Dalam aksi ini, massa AMP2L tidak hanya menuntut kejelasan dari Bawaslu Jember, tetapi juga mendesak Bawaslu untuk segera menelepon pihak terkait, termasuk Panwascam di Kecamatan Sumberbaru, untuk mengambil langkah tegas sesuai dengan tuntutan yang ada. Insiden ini berakhir dengan robohnya gerbang kantor Bawaslu Jember. (Lutfi Qurrohman/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe