SURABAYA - Debat perdana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur berlangsung pada Jumat malam di Graha Unesa, Surabaya, dengan suasana yang kental nuansa Jawa Timur. Ketiga pasangan calon kompak mengenakan busana adat daerah Jawa Timur.
Paslon nomor urut satu Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, paslon nomor urut dua Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, serta paslon nomor urut tiga Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), hadir untuk memaparkan visi misi mereka.
Mengusung tema debat "Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur" ketiga paslon berlomba menyajikan program-program andalan mereka.
Dalam sesi ini, mereka saling beradu gagasan tentang bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur melalui optimalisasi sumber daya lokal.
Baca Juga : Debat Perdana Pilgub Jatim: Tiga Paslon Adu Program Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas
Tujuh panelis yang terdiri dari akademisi lintas universitas di Jawa Timur memberikan berbagai studi kasus yang kemudian dijawab oleh ketiga paslon. Debat perdana ini dibagi menjadi enam segmen, dimulai dari pemaparan visi dan misi.
Pada segmen pertama, paslon nomor urut satu, Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim, melontarkan kritik tajam kepada Khofifah dan Risma, yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial, terkait angka kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi di Jawa Timur.
"Tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jawa Timur masih menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Kami menawarkan solusi yang lebih konkret," ujar Luluk.
Namun, kritik tersebut langsung disanggah oleh paslon nomor urut dua, Khofifah Indar Parawansa, yang menyoroti capaian di sektor pertanian dan perikanan.
"Jawa Timur memiliki hasil pertanian dan perikanan yang luar biasa. Kami siap menjadikan provinsi ini sebagai gerbang Nusantara," paparnya.
Sementara itu, paslon nomor urut tiga, Tri Rismaharini, lebih menekankan pada program "Resik-Resik Jawa Timur," yang mencakup reformasi birokrasi dan pembangunan infrastruktur yang terhubung.
"Kami akan memastikan birokrasi bersih dari korupsi, serta mengembangkan infrastruktur yang saling terkoneksi di Jawa Timur," tegas Risma.
Di segmen-segmen berikutnya, para paslon menjawab pertanyaan panelis terkait isu kesenjangan sosial, pendidikan karakter, hingga penanganan penyakit kronis seperti jantung, kanker, dan stroke.
Debat yang berlangsung selama dua jam tersebut diakhiri dengan pernyataan penutup dari masing-masing paslon. Debat ini merupakan yang pertama dari tiga sesi debat yang akan diselenggarakan oleh KPU Jatim selama masa kampanye Pilgub 2024. (Ayul Andhim/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe