JAKARTA - Badan Karantina Indonesia (Barantin) menegaskan keamanan anggur impor yang beredar di Indonesia, terutama anggur Muscat asal China, telah melalui uji laboratorium ketat dan aman dikonsumsi.
Namun, masyarakat tetap diimbau untuk mengutamakan konsumsi buah lokal demi mendukung kesejahteraan petani dalam negeri.
Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, dalam keterangan di Jakarta pada Jumat (1/11/2024), mengonfirmasi bahwa hasil uji laboratorium terhadap sampel anggur Muscat menunjukkan tingkat residu yang masih berada di bawah ambang batas aman.
"Sampai saat ini, hasil dari pengecekan sampel menyatakan kandungan setiap anggur impor aman di bawah ambang batas residu," ujar Sahat.
Barantin mencatat sebanyak 78.538 ton anggur impor dari berbagai negara, seperti China, Australia, Peru, Chile, dan India, beredar di Indonesia dari Januari hingga September 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 681 ton di antaranya merupakan anggur Muscat asal China yang telah dinyatakan aman.
Pengamanan dilakukan melalui dua tahap, yakni pre-border di negara asal dan et-border saat tiba di Indonesia.
"Pengimpor wajib menunjukkan sertifikat hasil uji keamanan kandungan pangan (certificate of analysis/COA) dari residu seperti pestisida, klopirifos, logam berat, mikotoksin, maupun cemaran mikrobiologi," tambah Sahat.
Sertifikat ini harus diterbitkan oleh laboratorium terakreditasi dalam sistem resmi Barantin. Di balik semua ini, Sahat menyarankan agar masyarakat mengutamakan buah lokal.
"Buah-buahan lokal terawasi sepenuhnya dari benih hingga pascapanen oleh pemerintah dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan para petani buah-pedagang lokal Indonesia," ujarnya.
Dengan demikian, Barantin berharap masyarakat tidak hanya merasa aman terhadap anggur impor tetapi juga semakin sadar pentingnya mendukung produk lokal untuk kesejahteraan ekonomi dalam negeri.
Editor : Khasan Rochmad