SAMPANG - Intensitas hujan yang tinggi di wilayah utara Kabupaten Sampang, Madura, mengakibatkan banjir besar yang merendam pemukiman warga, Sabtu (7/3/2025) dini hari.
Debit air sungai yang meluap menyebabkan ratusan rumah di beberapa desa terendam. Banjir ini juga mempengaruhi aktivitas warga di Kecamatan Sampang.
Banjir terjadi menjelang waktu sahur Ramadhan, ketika air mulai membanjiri sejumlah desa. Dalam rekaman video yang diterima, warga di sekitar Pondok Pesantren Walisongo terlihat mengalihkan kayu yang tersangkut di pagar akibat derasnya aliran air. Beberapa warga lainnya tampak berupaya mengamankan barang-barang mereka.
Setidaknya enam lokasi di Kecamatan Sampang terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi, antara lain Desa Banyumas dengan ketinggian sekitar 80 cm, Desa Kamoning 30 cm, Desa Tanggumong 30 cm, Jalan Raya Pangilen 20 cm, Jalan Raya Panggung sekitar 30 cm, dan Jalan Imam Bonjol sekitar 20 cm.
Baca Juga : Kiriman Air dari Dataran Tinggi, Wilayah Kota Sampang Banjir
Wilayah-wilayah yang terendam ini berada di daratan rendah, dekat dengan Sungai Kamuning yang meluap akibat hujan deras selama dua hari berturut-turut. Kondisi ini memperburuk keadaan, karena air cepat menggenangi pemukiman warga, mengganggu aktivitas harian mereka.
"Kemungkinan ada sekitar 700 warga yang terdampak banjir, dengan ketinggian air yang mencapai 2 meter di lokasi yang ada di belakang sana," ujar Sumiati, salah satu warga Desa Kamoning yang terdampak banjir.
Banjir yang melanda Kabupaten Sampang ini juga terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi di kawasan utara Sampang, seperti di Kecamatan Kedundung dan Robatal yang berada di dataran tinggi. Akibatnya, ketinggian air mencapai setengah meter di beberapa wilayah, menghambat mobilitas warga dan menyebabkan kerugian material.
Baca Juga : Pengendara Motor Meninggal Usai Terlindas Ban Truk di sampang
Pemerintah setempat bersama tim relawan terus memantau perkembangan situasi dan mengirimkan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Warga berharap agar banjir segera surut agar kehidupan bisa kembali normal. (Ali Muhdor/Intan Putri)
Editor : M Fakhrurrozi