Suami saya baru kehilangan pekerjaannya, dan kami sedang berusaha keras mengatur keuangan keluarga. Saya berusaha mendukungnya, tetapi kadang saya merasa tertekan dan cemas memikirkan masa depan anak-anak kami. Saya juga takut ini memengaruhi hubungan kami karena kami sering bertengkar belakangan ini. Apa yang bisa saya lakukan agar tetap kuat dan bisa mendukung suami saya tanpa terpengaruh oleh kekhawatiran?
Yanti, Banyuwangi
Jawaban :
Terima kasih Ibu Yanti untuk kesediaannya berbagi cerita bersama kami. Tentu saja hal ini bukanlah hal yang mudah, dimana sebagai keluarga, ekonomi merupakan penopang supaya fungsi dari keluarga tetap bisa berjalan dengan baik. Sayangnya, terkadang hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi dan bisa saja diluar kontrol sehingga terasa terlalu berat. Berikut adalah beberapa tips yang mungkin bisa digunakan:
1.Memahami bahwa konsep sebuah pernikahan adalah tim sehingga tidak saling menyalahkan
Pernikahan secara konseptual, berarti individu pria dan individu perempuan, secara sadar memutuskan untuk hidup bersama. Artinya, ketika seseorang baik itu suami, ataupun istri mengalami kesulitan, bukan saja individu tersebut yang mengalami, tetapi juga secara bersama-sama juga mengalami. Karena konsep ini, maka konsekuensinya adalah ketika musibah terjadi, maka secara bersama-sama, pasangan suami istri harus mencari solusi dan tetap solid. Memang bukan hal yang mudah, tetapi saling menyalahkan dan bertengkar justru akan memperparah keadaan. Justru mental bahwa musibah ini harus dilalui bersama, akan membuat pasangan menjadi semakin kuat.
2.Fokus pada dukungan emosional
Jika melihat kondisi ini, sebenarnya kondisi suami bisa jadi juga tidak baik-baik saja dan tertekan. Sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah, fungsinya dan perannya tidak bisa beliau lakukan. Karena itu penting bagi suami Anda untuk merasa didukung tanpa merasa semakin terbebani. Cobalah komunikasi yang terbuka namun tenang tentang perasaan masing-masing tanpa langsung mencari solusi atau saling menyalahkan. Ciptakan waktu untuk mendiskusikan hal-hal positif atau aktivitas yang menyenangkan bersama. Ini bisa membantu Anda berdua merasa terhubung dan saling mendukung secara emosional.
3.Mengelola kecemasan bersama-sama dan sehat
Kondisi ini tentu bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi, baik untuk istri maupun untuk suami. Kecemasan merupakan sebuah respon yang wajar terjadi ketika sebuah masalah yang berat dihadapi. Apalagi permasalahan keuangan juga terkait dengan jaminan masa depan, baik itu diri sendiri, terutama anak-anak. Sayangnya, kecemasan yang berlebihan justru akan menjadi kontra produktif sehingga harus dikelola. Karena itu, cobalah untuk memberikan jatah waktu untuk memikirkan keuangan atau kekhawatiran, misalnya 15–20 menit sehari. Di luar waktu itu, coba fokuskan diri pada hal-hal positif atau kegiatan yang bisa menenangkan pikiran, seperti berolahraga, mendengarkan musik, atau menghabiskan waktu bersama anak-anak.
4.Komunikasi terbuka tentang keuangan
Terdengan klise, tetapi komunikasi merupakan sebuah kunci untuk menghadapi banyak hal bersama dengan pasangan termasuk ketika menghadapi permasalahan keuangan. Bersama-sama dengan suami, susun anggaran yang realistis dan rencanakan pengeluaran keluarga. Tentukan prioritas, cari cara untuk berhemat, dan libatkan anak-anak (jika sesuai usia) dalam beberapa keputusan kecil. Ini juga bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi mereka. Dengan saling terbuka tentang keuangan, Anda dan suami bisa merasa lebih teratur dan mengurangi ketegangan karena ketidakpastian.
5.Mencari dukungan dari eksternal
Jika memang dibutuhkan, maka pasangan bisa mencari dukungan dari eksternal. Dukungan ini bisa berupa berbagai macam hal seperti dukungan yang bersifat emosional, informasi, ataupun dukungan langsung. Dukungan emosional bisa seperti mencari bantuan profesional untuk konseling, atau sekedar bertemu dengan teman dekat dan keluarga untuk mencurahkan perasaan sehingga mendapatkan kelegaan. Dukungan informasi bisa berupa mencari orang-orang yang memiliki banyak informasi tentang pekerjaan atau bagaimana mencari penghasilan lain, dan jika memang dibutuhkan karena keadaan mendesak bisa mencari dukungan-dukungan finansial yang aman.
6.Memperhatikan kesehatan mental diri sendiri
Bisa jadi keadaan ini akan berlangsung dalam durasi yang tidak sebentar. Karena itu, penting untuk mengakui perasaan Anda, baik rasa takut maupun lelah, tanpa merasa bersalah. Anda bisa melakukan hal-hal kecil yang memberi energi kembali, seperti menjalani hobi atau berbicara dengan teman yang mendukung. Semakin Anda merasa tenang, semakin besar kemungkinan Anda bisa mendukung suami Anda dengan lebih stabil.
Saya berharap apa yang saya sampaikan bisa membantu Anda. Tentu saja, diluar yang saya sampaikan diatas, masih banyak hal-hal lain yang bisa Anda upayakan bersama dengan pasangan. Semoga kedepan keadaan menjadi lebih baik. (*)
Dr. Ersa Lanang Sanjaya, S.Psi., M.Si.
School of Psychology, Universitas Ciputra Surabaya | https://www.ciputra.ac.id/psy/
Jika Anda warga Jawa Timur yang memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi melalui rubrik Curhat Warga di Portal JTV, kami akan mencarikan pakar untuk menjawab permasalahan Anda. Silakan kirimkan curhatan Anda via DM Instagram @portaljtvcom atau email: portal@jtv.co.id, sertakan data diri seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon, dan foto KTP.
Kami akan menampilkan solusi dari pakar yang sesuai dengan masalah yang Anda hadapi. Tetap semangat, dan jangan ragu untuk berbagi cerita!
Editor : Iwan Iwe