14 November 2023 adalah Hari Diabetes sedunia dan 12 November 2023 adalah Hari Kesehatan Nasional,diseluruh nusantara sedang memperingati hari yang bersejarah ini, untuk merumuskan strategi menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang ada,kita baru melewati kehidupan yang sulit yaitu menghadapi tantangan pandemi yang dahsyat ,untung kita berhasil imunisasi vaksina massal seluruh rakyat Indonesia,sehingga kita bisa melewati dengan aman walaupun beberapan kolega gugur dalam perjuangan.
Mendengar sakit gula atau Sakit Diabetes akan mengundang kita bahwa penyakit ini tak bisa sembuh & harus minum obat semua hidup serta bahaya komplikasi, Penyakit Diabetes atau sakit gula, orang harus pantang segala jenis makanan ,berabe benar!Penyakit DIABETES yang merupakan penyakit yang sering kita hadapi sehari hari. Sebenarnya ada berapa tipe Diabetes itu Mari kita bahas bersama.
Semua orng udah tahu bahwa Penyakit DM dapat dibedakan atas 3 tipe:
1. DM Tipe 1(IDDM=Insuline Depending Diabetes Mellitus) adalah Diabetes yang tergantung pada Insulin,penyebabnya Pankreas tidak bisa memproduksi Insulin disebut juga Diabetes keterunan jenis ini tidak bisa sembuh total seumur hidup tergantung insulin.
2. DM Tipe2 (non IDDM) adalah Diabetes yang tidak tergantung pada Insulin,salah satu penyebabnya adalah kwalitas insulin jelek.Secara umum, dari semua penderita diabetes di dunia sekitar 80% menderita diabetes tipe 2.
3. DM Gestasional adalah Diabetes yang dijumpai pada wanita hamil akibat gangguan hormon Mungkin anda terasa janggal tak pernah dengar nama Diabetes tipe 1,5, Saya ajak saudara ikut membahas sebenarnya Diabetes tipe1,5 itu aps?
DIABETES TYPE 1.5
Diabetes type 1.5 juga disebut diabetes autoimun laten pada orang dewasa atau dalam medis dikatakan LADA/Latent Autoimmune Diabetes in Adult), adalah suatu kondisi yang memiliki karakteristik diabetes tipe 1 dan tipe 2.
LADA didiagnosis setelah dewasa, dan mulai secara bertahap, seperti diabetes tipe 2. Tetapi tidak seperti diabetes tipe 2, LADA adalah penyakit autoimun dan tidak dapat disembuhkan dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Sel beta berhenti berfungsi jauh lebih cepat pada penderita diabetes tipe 1.5 daripada diabetes tipe 2. Diperkirakan 10% orang yang menderita diabetes menderita LADA.
Diabetes tipe 1.5 dapat dengan mudah, dan sering salah diagnosis sebagai diabetes tipe 2. Jika dalam kisaran berat badan normal, memiliki gaya hidup aktif, dan telah didiagnosis dengan diabetes tipe 2, ada kemungkinan apa yang sebenarnya adalah LADA.
Gejala diabetes tipe 1.5
Gejala diabetes tipe 1.5 bisa samar pada awalnya.Mereka mungkin termasuk diabetes tipe 1.5 memiliki gejala:
1- Sering haus
2- Peningkatan buang air kecil, termasuk di malam hari
3- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
4- Pandangan kabur dan saraf kesemutan
BAGAIMANA TIDAK DIOBATI ?
Jika tidak diobati, diabetes tipe 1.5 dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik, yang merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai bahan bakar karena tidak adanya insulin dan mulai membakar lemak. Ini menghasilkan keton, yang beracun bagi tubuh.
Penyebab Diabetes tipe 1.5
Diabetes tipe 1 dianggap sebagai kondisi autoimun karena merupakan hasil dari tubuh menghancurkan sel beta pankreas. Sel beta membantu tubuh membuat insulin, hormon yang memungkinkan menyimpan glukosa (gula) dalam tubuh . Penderita diabetes tipe 1 perlu menyuntikkan insulin untuk bertahan hidup.
Diabetes tipe 2 terutama ditandai oleh tubuh yang melawan efek insulin. Resistensi insulin disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan, seperti diet tinggi karbohidrat, tidak aktif, dan obesitas. Diabetes tipe 2 dapat dikelola dengan intervensi gaya hidup dan obat-obatan oral, tetapi banyak juga yang mungkin membutuhkan insulin untuk menjaga gula darah agar tetap terkendali.
Diabetes tipe 1.5 dapat dipicu oleh kerusakan yang terjadi pada pankreas dari antibodi terhadap sel-sel yang memproduksi insulin. Faktor genetik juga mungkin terlibat, seperti riwayat keluarga dengan kondisi autoimun. Ketika pankreas menjadi rusak pada diabetes tipe 1.5, tubuh menghancurkan sel beta pankreas, seperti halnya dengan tipe 1. Jika penderita diabetes tipe 1.5 mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, resistensi insulin mungkin juga ada
Diagnosis diabetes tipe 1.5
Diabetes tipe 1.5 terjadi pada usia dewasa, umumnya dikira diabetes tipe 2. Kebanyakan orang dengan diabetes tipe 1.5 berusia di atas 40 tahun, dan kondisi ini dapat berkembang bahkan di usia 70-an atau 80-an.
Proses mendapatkan diagnosis LADA dapat memakan waktu. Seringkali, diasumsikan bahwa mereka penderita diabetes tipe 2 karena berkembang di kemudian hari.
Perawatan diabetes tipe 2, seperti metformin, dapat bekerja untuk mengelola gejala diabetes tipe 1.5 sampai pankreas berhenti membuat insulin. perkembangan yang membutuhkan insulin jauh lebih cepat daripada dengan diabetes tipe 2, dan respons terhadap pengobatan untuk menurunkan kadar gula darah (obat hipoglikemik oral) buruk.
Penderita diabetes tipe 1.5 cenderung memenuhi kriteria:
1- Tidak gemuk.
2- Usia di atas 30 tahun pada saat diagnosis.
3- Tidak dapat mengelola gejala diabetes mereka dengan obat oral atau perubahan gaya hidup dan pola makan.
Laboratorium Test :
Tes untuk mendiagnosis segala jenis diabetes meliputi:
1- Tes glukosa plasma puasa, dilakukan pengambilan darah setelah puasa selama 8 jam
2. Tes toleransi glukosa oral, dilakukan pengambilan darah setelah puasa selama 8 jam, 2 jam setelah mengonsumsi minuman tinggi glukosa
3- Tes glukosa plasma acak, dilakukan pengambilan darah tanpa memperhitungkan kapan terakhir kali makan
Darah juga dapat diuji untuk mengetahui antibodi spesifik yang muncul ketika jenis diabetes yang dimiliki disebabkan oleh reaksi autoimun dalam tubuh penderita.
Terapi diabetes tipe 1.5
Diabetes tipe 1.5 terjadi karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin. Tetapi karena onsetnya bertahap, obat oral yang digunakan untuk terapi diabetes tipe 2 dapat bekerja, setidaknya pada terapi awal.
Penderita diabetes tipe 1.5 juga dapat dites positif untuk setidaknya satu dari antibodi yang cenderung dimiliki oleh penderita diabetes tipe 1. Saat tubuh memperlambat produksi insulinnya, tubuh akan membutuhkan insulin sebagai bagian dari terapi. Penderita yang memiliki LADA sering membutuhkan insulin dalam waktu 5 tahun.
Perawatan insulin diperlukan untuk diabetes tipe 1.5. Dosis insulin yang dibutuhkan bervariasi setiap hari, tergantung hasil pemantauan glukosa
Adalagi pembagian Diabetes berdsarkan ckuster tertentu
Tim peneliti menilai temuan ini akan membantu dunia kedokteran untuk lebih dekat terhadap terapi personalisasi. Dengan begitu, terapi yang diberikan akan lebih seksama dan sesuai dengan kondisi tiap pasien.
Namun tim peneliti asal Swedia dan Finlandia menilai diabetes perlu diklasifikasikan ke dalam lima cluster bertujuan agar terapi pengobatan diabetes lebih tepat sasaran. Diabetes terbagi atas 5 cluster
Sebuah penemuan baru dari tim peneliti dari Lund University Diabetes Centrei Swedia dan Institute for Molecular Medicine Finlandia terhadap 14.775 penderita Diabetes dilansir oleh jurnal The Lancet Diabetes and Endocrinology memberikan rincian diabetes dibagi atas 5 cluster diantaranya :
A.Cluster 1
digunakan untuk kondisi diabetes akibat autoimun berat yang muncul pada usia muda. Pada dasarnya, klasifikasi ini sama dengan diabetes tipe 1. Pada diabetes cluster 1, pasien tidak dapat memproduksi insulin karena penyakit imun.
B.Cluster 2
klasifikasi untuk pasien diabetes akibat kekurangan insulin berat. Pasien diabetes cluster 2 pada dasarnya mirip dengan cluster 1, yaitu berusia muda, memiliki berat badan sehat dan kesulitan untuk memproduksi insulin. Hanya saja, kondisi pada pasien cluster 2 tidak disebabkan oleh sistem imun.
C.Cluster 3 terdiri dari pasien diabetes yang sudah mengalami resistensi insulin berat. Pasien diabetes cluster 3 umumnya memiliki berat badan berlebih dan masih mampu memproduksi insulin. Akan tetapi, tubuh pasien tak lagi memberi respon terhadap insulin tersebut. D.Cluster 4
klasifikasi untuk pasien diabetes ringan yang berkaitan dengan obesitas. Pada klasifikasi ini, pasien biasanya sudah sangat kelebihan berat badan akan tetapi secara metabolik masih jauh mendekati normal dibandingkan pasien diabetes cluster 3.
E.Cluster 5
merupakan pasien diabetes yang berkaitan dengan usia tuaPasien diabetes cluster 5 mulai mengalami gejala ketika sudah memasuki usia yang lebih tua dibandingkan kelompok lain. Penyakit diabetes yang dialami cenderung lebih ringan. Contoh lainnya, pasien yang tergolong dalam cluster 2 saat ini diklasifikasikan sebagai pasien diabetes tipe 2 karena penyakit mereka tidak dipengaruhi oleh autoimun. Akan tetapi, peneliti mengatakan diabetes pada pasien cluster 2 kemungkinan besar bukan dipengaruhi oleh tubuh yang terlalu gemuk, tetapi oleh kelainan pada sel beta mereka. Karena itu, terapi mungkin lebih diperlukan pasien cluster 2 adalah terapi yang mirip seperti terapi untuk pasien diabetes tipe 1 saat ini.
Prof Leif Groop mengungkapkan dengan pembagian lebih terperinci akan membantu para kolega mengambil langkah nyata terhadap pengobatan presisi (pengobatan penyesuaian.) Sebagai contoh, cluster 1, 2 dan 3 cenderung lebih berat dibandingkan cluster 4 dan 5. Oleh karena itu, pengobatan pada pasien diabetes cluster 1, 2 dan 3 bisa dilakukan dengan lebih agresif dibandingkan pengobatan pada pasien diabetes cluster 3 dan 4.
Selain itu, tim peneliti juga mengungkapkan bahwa tiap cluster diabetes ini memiliki kecenderungan komplikasi yang berbeda. Hal ini membuat beberapa cluster akan mendapat keuntungan lebih melalui skrining yang lebih lengkap. Sebagai contoh :
Cluster 2 lebih berisiko mengalami kebutaan
Cluster 3 lebih berisiko terhadap penyakit ginjal.
Temuan ini disambut baik oleh salah satu ahli DM, Dr Victoria Salem mengatakan :"sebagian besar spesialis sudah menyadari bahwa pembagian diabetes menjadi tipe 1 dan tipe 2 tak bisa dikatakan sangat akurat.Temuan ini tak diragukan lagi merupakan masa depan yang harus kita pikirkan mengenai diabetes sebagai sebuah penyakit,"
Di sisi lain, Salem mengatakan adanya temuan ini tak bisa serta-merta mengubah standar pengobatan diabetes yang ada saat ini temuan ini masih tahap awal dan perlu ada penelitian lebih jauh dan luas .Analisis mereka memiliki lima cluster, tapi itu bisa saja bertambah.
Hal serupa diungkapkan profesor Sudhesh Kumar dari Warwick Medical School, mengatakan temuan baru ini masih merupakan langkah awal dalam pengembangan terapi personalisasi untuk diabetes. Kita perlu tahu apakah memberikan terapi yang berbeda pada kelima cluster ini akan memberikan hasil yang lebih baik.