LUMAJANG - Menghadapi puncak musim hujan, sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang berpotensi bencana Hidrohidrometeorologi berupa tanah longsor, pohon tumbang, genangan dan banjir lahar gunung Semeru. Badan penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Lumajang terus menyiagakan tim dan berkoordinasi dengan aparat di setiap kecamatan.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh sejumlah kondisi geografis kabupaten yang memiliki 21 kecamatan dan 198 desa ini dikelilingi sejumlah sungai irigasi yang rentan mengalami kenaikan debit air, beberapa titik tebing rawan longsor, hingga aktivitas gunung Semeru yang kini berada di level tiga atau siaga.
BPBD Lumajang mencatat ada beberapa wilayah yang rawan bencana Hidrometeorogi yaitu wilayah rawan tanah longsor dan pohon tumbang yaitu kecamatan Senduro, Desa argosari, Ranu pani, Burno. Menyusul jalur piket nol kecamatan Candipuro hingga kecamatan Pronojiwo.
Sedangkan wilayah rawan banjir genangan diantaranya kecamatan Rowokangkung, Sukodono, Kedungjajang, dan Pasirian. Untuk wilayah rawan banjir lahar gunung Semeru yaitu sepanjang daerah aliran semeru mulai Daerah Aliran Sungai(DAS) Curah Koboan, sungai Glidik, sungai Besuk Sat hingga sungai Rejali, kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, dan Tempeh.
Baca Juga : Jembatan Mujur II Kloposawit Diharapkan Pulihkan Ekonomi Pasca Diterjang Lahar Semeru
“Untuk mengantisipasi dampak dari bencana, BPBD Lumajang berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dengan menempatkan para relawan untuk memantau serta melaporkan perkembangan di wilayah rawan bencana Hidrometeorologi,”jelas kabid pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika(BMKG), bulan Februari 2024 merupakan wilayah Jawa Timur berada di puncak musim penghujan. Maka masyarakat diimbau untuk waspada dan telah siaga untuk meniminalisir dampak buruk dari bencana Hidrometeorologi.(Yongki Nugroho)
Editor : Y. Windarto