PROBOLINGGO - Perayaan hari raya Nyepi tidak hanya dirayakan umat Hindu di Bali. Tapi juga dirayakan umat Hindu Suku Tengger di Kabupaten Probolinggo.
Selama perayaan Nyepi, jalur menuju wisata Gunung Bromo di semua pintu masuk 4 Kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang ditutup total selama 24 jam. Penutupan dimulai dinihari tadi pukul 00.00 WIB hingga Selasa pagi pukul 06.00 WIB.
Salah satu jalur yang ditutup berada di pintu Kabupaten Probolinggo, tepatnya Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura yang jaraknya 10 KM menuju Gunung Bromo. Di Kecamatan Sukapura setidaknya ada 4 desa yang mayoritas warganya beragama Hindu yakni Desa Ngadas, Wonotoro, Jetak dan Ngadisari.
Selama perayaan hari raya Nyepi, nyaris tidak ada aktivitas yang dilakukan warga suku Hindu Tengger. Semua pintu jendela tertutup rapat. Warga fokus melaksanakan ibadah Tapa Brata.
Tapa brata meliputi Tapa Brata Amati Karya atau tidak bekerja dan beraktifitas lainnya, Amati Geni atau tidak menyalakan api, Amati Lelungan atau tidak bepergian dan Amati Lelanguan atau tidak mengumbar hawa nafsu tidak bersenang-senang.
Mulyono, Sekretaris Desa Jetak mengatakan, selama penutupan petugas Jagabaya atau petugas keamanan lingkungan melakukan tugas keliling ke setiap jalan-jalan desa.
“Penutupan akses pintu masuk dimulai dinihari tadi hingga selasa pagi di seluruh akses pintu masuk Bromo. Semua aktivitas ditutup sementara. Ini merupakan bentuk kerukunan umat beragama yang sudah berlangsung sejak nenek moyang,” ujarnya.
Perayaan Nyepi di Tengger mendapat perhatian dari wisatawan. Andy, wisatawan asal Australia yang datang di hari istimewa dimana nyepi itu tidak bersuara. Untuk akses menuju wisata Gunung Bromo baru akan dibuka pada hari selasa pukul 06.00 WIB. (Farid Fahlevi)
Editor : M Fakhrurrozi