SURABAYA - Rencana pengoperasian layanan Trans Jatim Koridor VII yang akan melintasi Kota Surabaya belum mendapatkan izin untuk masuk ke Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ). Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan pentingnya menjaga keberlangsungan trayek lama yang sudah berizin dan melayani warga.
Menurut Eri, kehadiran transportasi baru seharusnya tidak mematikan angkutan yang sudah ada. Ia meminta agar sistem transportasi di Surabaya bisa terintegrasi dan saling melengkapi, bukan saling menggantikan.
“Saya berharap tidak ada ketika ada transportasi (baru) yang masuk, akan mematikan transportasi yang lainnya. Kita sudah punya nih, izin-izin trayek yang dari titik luar perbatasan Surabaya sampai ke kota, tiba-tiba (ini) dimasuki orang lain (transportasi lain), nah ini (trayek lama) gimana nasibnya,” kata Wali Kota Eri, Selasa (22/7/2025).
Ia menegaskan bahwa prinsip pengembangan transportasi publik adalah integrasi antarmoda. Bus Trans Jatim dan Bus Suroboyo harus bisa saling mendukung agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik.
Baca Juga : Terowongan TIJ-KBS Dibangun, Jalan Joyoboyo Ditutup Mulai 15 Juni-11 Oktober
“Maka harusnya terintegrasi, bukan mematikan yang sudah ada. Sehingga nanti ketika Trans Jatim sampai, setelah itu disambut oleh Bus Surabaya, tapi termasuk biayanya harga berapa, monggo (silakan) saja,” tuturnya.
Untuk itu, Eri telah meminta Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya berkoordinasi dengan Dishub Provinsi Jawa Timur. Tujuannya agar tidak terjadi tumpang tindih trayek dan agar kebijakan transportasi berjalan selaras.
Eri juga menekankan pentingnya memperhatikan nasib pengemudi dan operator angkutan yang sudah lama beroperasi. Mereka tidak boleh kehilangan mata pencaharian karena adanya transportasi baru.
“Karena pikiran saya cuma satu, tidak mematikan yang lainnya. Ketika ada transportasi yang masuk, transportasi yang sudah ada tidak mati,” tegas Ketua Dewan Pengurus APEKSI ini.
Meski begitu, Eri membuka peluang untuk integrasi penuh antara Bus Suroboyo dan Trans Jatim. Namun ia menekankan, integrasi itu harus mencakup trayek dan sistem tarif agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan pelaku transportasi. (*)
Editor : A. Ramadhan