BANYUWANGI - Situasi perang dagang antara dua negara adidaya itu sepertinya memicu kenaikan harga kedelai impor. Bahkan produsen tahu dan tempe di Indonesia terdampak dengan situasi perang dagang antara Amerika dan China itu.
Salah satu produsen tahu di Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi Mifa Miftahul Jannah mengaku kini harga kedelai impor berada diangka Rp. 9.900 naik sebanyak Rp. 900 dibanding Januari 2025 lalu.
Ia khawatir akibat situasi ini harga kedelai impor akan naik mencapai Rp 14.000 hingga Rp 15.000. Sebab kenaikan harga kedelai impor secara signifikan sempat ia alami pada tahun 2023 lalu.
Saat harga kedelai naik, Mifa mengaku kesulitan mendapatkan untung karena harga tahu tidak bisa ia naikkan.
Baca Juga : Harga Kedelai Melonjak, Pengrajin Tahu Jombang Kebingungan
"Di tahun 2023 itu sempat naik sampai Rp 14.000. Harga segitu kami tutup beberapa hari karena gak bisa naikkan harga jual. Dinaikan harganya barang jadi gak laku, sementara kalau tetap jual dengan harga sama kami gak ada untung," kata Mifa, Rabu (23/4/2025).
Kita sampai tutup itu karena kan kita mau cari solusi mau naikkan harga tahu atau gimana karena khan kalau harga tahu itu mahal orang itu kurang minat,” tambah Mifa.
Mifa mengaku 100 persen produksi tahunya berasal dari kedelai impor. Meski cenderung mahal dari kedelai lokal, Mifa memilih kedelai impor karena alasan kualitas.
Kedelai impor lebih bersih dan minim limbah. Itulah alasan mengapa banyak produsen tahu tempe memilih kedelai impor menjadi bahan baku.
Mifa melakukan proses produksi setiap hari. Setiap kali produksi ia menghabiskan 100 kilogram kedelai. Per potong tahu ia menjual dengan harga Rp. 500 yang langsung diambil pengecer.
Saat ini, ia hanya mampu berharap agar pemerintah dapat melindungi produsen tahu dengan menjaga harga kedelai impor tetap setabil.
"Harapannya ke pemerintah semoga harga kedelai jangan naik lagi, tetap setabil di harga 8 atau 9 ribu itu. Karena ini juga sudah ada kode dari agen bahwa harga kedelai akan naik lagi, kalau itu sampai terjadi khan bisa naik terus harganya itu," terang Mifa.
Sementara Rochman salah satu produsen tempe di Dusun Cangaan mengungkapkan, harga kedelai saat ini masih normal. Ia berharap harga tersebut setabil dan tidak naik kembali.
"Sudah normal ini segini saja jangan naik lagi, bingung kalau naik nanti ukuran tempenya saya kecilkan aja," tutup Rochman.
Handoko Khusumo
Editor : JTV Banyuwangi