PACITAN - Kabupaten Pacitan tengah dilanda suhu dingin ekstrem yang membuat warganya menggigil, terutama di wilayah dataran tinggi. Fenomena alam yang dikenal warga lokal sebagai “bediding” ini mulai dirasakan sejak dua hari terakhir, dengan suhu mencapai titik terendah pada dini hari hingga pagi hari.
Pantauan dilapangan menunjukkan, daerah Kecamatan Bandar mengalami penurunan suhu yang cukup signifikan. Camat Bandar, Wuriyanto, menyampaikan bahwa suhu sempat bertahan di angka 14 hingga 15 derajat Celcius pada malam hari, sebelum akhirnya turun menjadi 13 derajat saat menjelang Subuh, Senin (21/7/2025).
“Kondisi dini hari tadi cukup menusuk. Suhu terus turun hingga mencapai 13 derajat Celcius,” jelas Wuriyanto lewat pesan WhatsApp.
Fenomena yang sama juga dirasakan di Kecamatan Nawangan. Di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, suhu bahkan lebih ekstrem. Warga setempat melaporkan suhu mencapai 12 derajat Celcius, tingkat dingin yang jarang terjadi di kawasan pesisir selatan Jawa ini.
Baca Juga : Rumah Produksi Kerupuk di Baleharjo Pacitan Ludes Terbakar
“Biasanya kabut tebal menyelimuti daerah sini. Tapi sekarang yang terasa justru dinginnya. Angin malamnya juga kencang,” ujar Bayu Fermansyah, warga Desa Pakisbaru.
Perubahan suhu yang tajam ini berkaitan erat dengan datangnya musim kemarau. Warga Pacitan menyebut musim ini sebagai momen “bediding”, ketika suhu udara turun drastis saat malam hingga pagi. Sebagai bentuk adaptasi, banyak warga memilih mengenakan jaket tebal dan perlengkapan hangat lainnya saat beraktivitas di luar rumah.
Fenomena ini juga mengubah kebiasaan pagi hari warga. Pemandangan sejumlah pegawai dan pelajar yang sedang magang tampak berjemur di teras gedung Pemerintah Kabupaten Pacitan, terutama di lingkungan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).
Baca Juga : Pacitan Dilanda Cuaca Dingin Ekstrem, Begini Penjelasan BMKG
Mulyadi, salah satu staf Dukcapil, mengaku perjalanan menuju kantor pagi itu terasa sangat dingin. Ia pun memilih berjemur sejenak untuk menghangatkan tubuh sebelum mengikuti apel pagi.
“Pas naik motor dari rumah, rasanya dingin banget, tembus ke tulang. Jadi sebelum mulai kerja, saya cari sinar matahari dulu,” tutur warga Desa Semanten, yang berjarak sekitar 2,5 kilometer dari kantornya.
Fenomena bediding di Pacitan diprediksi akan terus terjadi selama puncak musim kemarau. Warga diimbau tetap menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah terserang penyakit akibat suhu rendah yang ekstrem ini. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan