MOJOKERTO - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur Kementerian Kebudayaan RI berkerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menggelar 'Wilwatikta Acarita' di lapangan Raden Wijaya, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Minggu (17/11/2024) sore.
Kegiatan dibuka pukul 16.00 WIB dengan penampilan Keroncong KKJ dari Jombang. Prosesi pembukaan diawali pembacaan Negarakertagama serta penampilan Tari Topeng Kaliwungu dari Lumajang.
Selanjutnya, pada malam hari digelar musik patrol, tari topeng Malangan dari Malang, tari jaranan dari Blitar, dan ditutup Campursari oleh Niken Salindri.
Sementara pada, Senin (18/11/2024), dimulai dengan Pameran UMKM dan Ruang Informasi Gelar Budaya pukul 14.00 WIB. Puncaknya pada malam hari digelar Ludruk oleh Abah Topan dan Abiyoso.
Beragam kegiatan digelar dalam acara yang berlangsung selama dua hari ini. Diantaranya penyebarluasan informasi, edukasi, dan ruang ekspresi terkait kebudayaan dan kebesaran Wilwatikta pada masa lalu.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Endah Budi Heryani mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya menjaga keberlanjutan kebudayaan yang dilakukan dengan cara investarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan dan publikasi.
"Acarita merupakan salah satu pelaksanaan dan amanah UU Nomor 5 Tahun 2017. Kami BPK Wilayah XI berusaha mengemas amanah tersebut kedalam kegiatan-kegiatan yang menarik sehingga hal tersebut bisa dilaksanakan dan bisa masuk ke hati dan pikiran bapak ibu semuanya, bisa mengenal apa itu cagar budaya dan apa itu objek kemajuan kebudayaan," ujarnya usai membuka kegiatan.
Tema yang diangkat dalam 'Wilwatika Acarita' 2024 ini adalah peradaban dan kebesaran Kerajaan Majapahit.
Dalam Negara Kertagama, Wilwatika adalah Majapahit sehingga Wilwatika Acarita mempunyai arti Majapahit bercerita.
Endah menjelaskan, BPK Wilayah XI Jawa Timur melakukan pelindungan kebudayaan dengan mengangkat tema peradaban dan kebesaran Kerajaan Majapahit.
"Semua dilakukan dengan tujuan memberikan informasi dan publikasi kepada masyarakat tentang Wilwatika, membangun dan memperkuat narasi tentang Wilwatika, memberikan ruang ekspresi bagi seniman, sanggar maupun komunitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat atas terselenggaranya kegiatan ini dan yang terpenting adalah melestarikan warisan budaya khususnya tinggalan Majapahit," katanya.
Kegiatan Wilwatika Acarita bekerjasama dengan beberapa stockholder. Yakni Pemkot Mojokerto, Unair, UPT BPK lain, Museum Empu Tantular, Museum di Surakarta, penerbit buku, sanggar dan komunikasi di bidang kebudayaan.
"Atas nama BPK Wilayah XI Jawa Timur, kita mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Khususnya Pj Wali Kota Mojokerto dan pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu-satu," lanjutnya.
Sementara itu, mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro yakni Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&) Kota Mojokerto Ruby Hartoyo, Asisten 2 Rachmi Widjajati, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Mojokerto diwakili Staf Ahli Kesra SDM Pemkab Mojokerto Arie Yakop Manuhut.
Sebelumnya, dalam rangka melestarikan kekayaan budaya Kerajaan Majapahit, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menyelenggarakan Gelar Budaya 'Wilwatikta Acarita'.
Selama dua hari, pengunjung dapat menikmati pameran produk lokal Mojokerto, mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif. Ruang informasi budaya menyajikan perjalanan Hayam Wuruk.
Tempat-tempat yang disinggahi raja ke-empat Kerajaan Majapahit dan artefak peninggalan sejarah Majapahit. Kerajaan Majapahit sendiri dikenal sebagai kerajaan besar yang mencapai puncak kejayaan pada abad ke-14. Jejak sejarah dan budaya Majapahit terus relevan, membentuk karakter dan nilai-nilai bangsa Indonesia saat ini. Acara tersebut diharapkan menarik ribuan pengunjung.
Menjadi ajang edukasi sekaligus hiburan, memperkuat posisi Mojokerto sebagai penjaga warisan budaya Majapahit. Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, menyampaikan apresiasi terhadap acara tersebut dan menilai jika Kerajaan Majapahit adalah kebesaran Nusantara yang tidak hanya mengajarkan sejarah, tetapi juga semangat untuk maju. (*)
Editor : M Fakhrurrozi