JOMBANG - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak berziarah ke Makam pendiri NU Hadlaratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari dan juga ke makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (24/11/2024).
Dalam ziarah ini, Khofifah dan Emil ditemani Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. Khofifah dan Emil tampak khusyuk memanjatkan doa, terutama Khofifah yang memiliki kedekatan dengan Gus Dur.
Bagi Khofifah, Gus Dur adalah guru dan juga ulama yang memberikan banyak pelajaran hidup. Tidak hanya itu, Khofifah juga termasuk orang kepercayaan Gus Dur.
Dimana saat menjabat sebagai Presiden, Khofifah dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan juga Kepala BKKBN. Khofifah juga dipercayai Gus Dur untuk bersama-sama merintis pendirian Partai Kebangkitan Bangsa.
Baca Juga : Dihadiri Cawagub Jatim, Gus Hans dan Emil Dardak Beri Harapan untuk JTV di Ulang Tahun ke-23
“Gus Dur adalah guru saya. Betapa bahwa semasa hidupnya beliau mengajarkan pada kita semua tentang pentingnya membangun persatuan, persaudaraan dan membangun harmoni,” kata Khofifah.
“Itu adalah satu warisan yang ditinggalkan Gus Dur untuk bangsa kita semua. Bahwa kita semua harus bersatu dalam pesaudaraan. Meski beda agama, beda suku, beda bahasa,” imbuhnya.
Khofifah juga menceritakan bahwa dirinya adalah orang yang diberi wasiat oleh Gus Dur. Tepatnya dua tahun dan dua bulan sebelum wafat, beliau pesan pada Khofifah, agar nanti kalau beliau wafat dibatu nisannya ditulisi “The Humanist Died Here”.
Baca Juga : Visi Misi 3 Paslon Cagub dan Cawagub di Pilgub Jatim 2024
Pesan itu bahkan disampaikan Gus Dur tiga kali padanya. Ia bahkan mengkroscek ke beberapa kawan dekat Gus Dur apakah juga diberi wasiat serupa. Namun ternyata tidak.
“Saya baru berani menyampaikan setelah haul Gus Dur yang ke lima di Tebuireng. Maka kalau panjenengan ziarah maka ditulisi Here Rest a Humanist. Di sini beristirahat bapak kemanusiaan. Jadi saya ingin sampaikan bahwa Gus Dur lebih senang disebut sebagai bapak kemanusiaan, bukan bapak pluralisme. Karena pluralisme merupakan sub dari humanisme," tegas Khofifah.
Di sisi lain, Gus Kikin yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim. Dalam kesempatan ini, pihaknya kembali menyampaikan tentang semangat yang selalu dibawa Gus Dur yaitu tentang menjaga persatuan dan persaudaraan antarumat manusia.
Baca Juga : Emil Dardak Kampanye di Pasar Pandaan, Berjanji Benahi Sarana Pedagang
“Sejak zaman duhulu di Tebuireng kita selalu membangun ukhuwah persaudaraan dan kekeluargaan. Itu karena Bangsa ini didirikan dengan dasar persatuan. Dan Bu Khofifah juga Mas Emil alhamdulillah memiliki semangat yang sama untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa khususnya di Jatim,” pungkasnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi