SURABAYA - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya dr. Ach. Yarziq Mubarak, S.S., MHPE melakukan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Probolinggo.
Dalam kegiatannya itu, Ach Yarziq Mubarak membeberkan pentingnya resilensi di kehidupan akademik.
Resilensi merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan dan beradaptasi dengan situasi yang sulit, membangun tujuan yang jelas dan realistis, berhubungan baik dan nyaman dengan orang lain, dan mampu menyelesaikan masalah.
"Dengan adanya Resiliensi akademik dapat dimaknai sebagai kemampuan individu untuk bangkit kembali, menemukan solusi dan tujuan dan beradaptasi serta merasa nyaman dengan tuntutan akademik maupun kesulitan akademik lainnya," kata dr Yarziq, Rabu (30/10/2024).
Menurut Grotberg (dalam Desmita, 2011:177-182), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi resiliensi akademik, yaitu kepercayaan, otonomi atau kemandirian, inisiatif, industri, dan identitas.
"Dengan ciri ini perlu dikatahu faktor yang memperngaruhi Reailiensi Akademik," bebernya.
Dokter Yarziq juga menunjukan, beberapa faktor-faktor resiliensi akademik ini untuk membantu santri maupun santriwati di PP Zainul Hasan Genggong dapat bangkit dan bertahan dalam kondisi sulit yang sedang dihadapi.
"Dengan begitu santri bisa bangkit dan menemukan solusi dari masalah mereka," terangnya.
Berdasarkan dari hasil kegiatan penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan pada santriwati sebesar 95,71%.
"Dari peningkatan tersebut diharapkan santri dan santriwati santri dan santriwati memiliki kemampuan resiliensi akademik yang baik sehingga santri dan santriwati siap menghadapi resiko datangnya kesulihan akademik dikemudian hari," tutupnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi