Di era digital, TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial paling populer, terutama di kalangan anak muda. Dengan algoritma canggih, TikTok menawarkan konten yang disesuaikan dengan preferensi pengguna, termasuk video tentang kesehatan mental, motivasi, dan pengalaman emosional. Namun, fenomena ini memiliki dampak kompleks, baik positif maupun negatif, terhadap kesehatan mental penggunanya.
Banyak anak muda yang menggunakan TikTok sebagai pelarian ketika menghadapi stres atau tekanan hidup. Mereka cenderung mencari konten yang mencerminkan kondisi emosional mereka, seperti video tentang kecemasan, kesedihan, atau tips mengatasi masalah mental. Saat menemukan konten yang relevan, mereka merasa dimengerti dan tidak sendirian, sehingga dapat memberikan kenyamanan sementara.
Meski memberikan dukungan emosional, TikTok juga memiliki sisi gelap. Anak muda yang terus-menerus mengonsumsi dan membagikan konten terkait kesedihan atau kecemasan berisiko terjebak dalam siklus negatif. FYP (For You Page) mereka dipenuhi konten yang mencerminkan kondisi emosional mereka, membuat mereka sulit untuk beranjak dari perasaan negatif. Algoritma TikTok juga dapat menciptakan "echo chamber," di mana mereka hanya terpapar perspektif yang sama, memperkuat gagasan bahwa pengalaman negatif adalah hal yang wajar untuk diterima, bukan diatasi.
Perbandingan sosial di media sosial, termasuk TikTok, menambah beban emosional. Melihat video orang lain yang tampak bahagia atau berhasil mengatasi masalah dapat membuat anak muda merasa kurang berarti atau tidak cukup baik. Perasaan ini dapat memicu siklus negatif yang sulit dihentikan, terutama jika mereka sudah berada dalam kondisi mental yang rentan.
Di sisi lain, TikTok memiliki potensi besar sebagai alat untuk mendukung kesehatan mental. Banyak pengguna yang berbagi pengalaman pribadi, memberikan tips untuk mengatasi stres, dan menciptakan komunitas yang mendukung. Konten semacam ini dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi mereka yang sedang berjuang.
Kesadaran diri menjadi kunci untuk memanfaatkan TikTok dengan cara yang sehat. Anak muda perlu dilatih untuk mengenali dampak konten yang mereka konsumsi dan memilih dengan bijak apa yang mereka ikuti. Mengurangi konsumsi konten negatif dan mencari informasi yang lebih membangun dapat membantu menjaga kesehatan mental mereka.
Dengan pendekatan yang tepat, TikTok dapat menjadi alat yang mendukung kesehatan mental, bukan penghalang. Sebagai masyarakat, penting untuk terus mendiskusikan dan memahami pengaruh media sosial terhadap kesejahteraan mental agar platform ini dapat digunakan dengan bijak oleh generasi muda. (*)